Presiden Jokowi Ajak Jan Ethes Hadiri Apel Akbar Santri Nusantara, Kaesang Pangarep Curhat Begini
Kaesang Pangarep menuliskan komentar di cuitan Twitter Jokowi yang hadiri Apel Akbar Santri Nusantara bareng Jan Ethes.
Tak lain menurutnya karena sang ayah lebih memilih mengajak Jan Ethes.
"Saya tidak pernah diajak lagi," tulis Kaesang lewat akun @kaesangp.
Unggahan Kaesang itu dalam hitungan jam langsung diretweet hingga ribuan kali.
Sejumlah pengguna Twitter pun memberikan balasan yang tak kalah menggelitik.
"Fix anak bungsu jokowi bukan kaesang pangarep, tapi jan ethes," tulis seorang pengguna Twitter.
"Bukannya anak pak Jokowi cuma 2 ya, mas Gibran dan Mbak Ayang," komentar kocak yang lainnya.
• Jan Ethes Dibandingkan dengan Foto Lawas Kaesang Pangarep, Gibran Rakabuming: Nggilani
"Pak jokowi tau mana yang patut diajak dan tidak :(," seloroh yang lain.
"MUNDUR MAS, KAMU KALAH IMUT," tulis netizen lainnya.
"Kaesang pantesnya hanya berjualan pisang saja. Jangan ganggu Jan Ethes," pesan pengguna Twitter di kolom komentar.
Di mana, dirinya mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Sejak saat itu Indonesia memperingati Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober.
Menurutnya, penetapan Hari Santri merupakan bentuk penghormatan, penghargaan, dan rasa terima kasih negara kepada para kiai, kepada para alim ulama, kepada para santri, dan kepada seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan para kiai dan para alim ulama.
• Titi Kamal dan Christian Sugiono Ungkap Tips Berumah Tangga agar Tetap Harmonis
"Sejarah telah mencatat peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangaa Indonesia, dalam menjaga NKRI, dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan selalu memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan," kata Jokowi dalam keterangan Biro Pers Kepresidenan.
Presiden menuturkan, menjadi santri adalah menjadi Islam yang cinta bangsa, menjadi pribadi muslim yang religius, dan santri yang berakhlakul karimah sekaligus nasionalis sebagaimana diteladankan oleh para kyai dan para ulama.
"Saya sangat paham pada sikap kebangsaan para kiai dan para santri saat dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit."