Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga dan Pengguna Jalan Keluhkan Proyek Pembuatan Pipa Saluran Pemkot Surabaya di Ngagel

Warga Kota Surabaya khususnya para pengguna jalan banyak dibuat kecele saat melintas di Jalan Ngagel.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Januar
TRIBUNJATIM/FATIMATUZ ZAHROH
Pemasangan pipa di Rumah Pompa Flores ke Sungai Ngagel, Jumat (1/11/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Warga Kota Surabaya khususnya para pengguna jalan banyak dibuat kecele saat melintas di Jalan Ngagel.

Sebab, di tengah jalan ini terdapat penutupan jalan akibat pembangunan pipa penghubung dari rumah pompa ke sungai Ngagel.

Sampai sore ini, Jumat (1/11/2018), banyak kendaraan yang harus putar balik setelah masuk ke Jalan Ngagel lantaran sosilisasi dan penutupan jalan itu tidak diberitahukan di persimpangan masuk ke Jalan Ngagel.

Sehingga warga dan pengguna jalan haris memutar setelah jauh masuk di Jalan Ngagel.

Sebagaimana pantauan di lapangan, di lokasi proyek itu, alat besar sedang beroperasi menggarap proyek memasang pipa penyambung.
Tepatnya untuk menyambungkan dari Rumah Pompa Jalan Flores ke Sungai Ngagel.

Mantan Kapolri Bicara Soal Penyebab Sebenarnya Wafatnya Tien Soeharto, Singgung Soal Tembakan

Hajar Wanita, Pemain Timnas Saddil Ramdani Jadi Tersangka, Ibu Korban Sempat Minta Anaknya Dinikahi

Dua ala backhoe dioperasikan untuk mengeruk dan menanamkan pipa betor besar di titik tersebut.

Sehingga praktis dua arah Jalan Ngagel di sepanjang 500 meter tidak bisa dilintasi kendaraan.

"Sosialisasinya kurang. Harusnya di depan jalan sebelum belokan sudah ada pemberitahuan kalau jalan tidak bisa dilintasi. Bukan di tengah jalan lalu kita harus putar balik," kata Solikin, pengguna jalan.

Ia mengatakan, posisi proyek yang memakan dua lajur sekaligus membuat jalan tidak bisa dilalui seharusnya pemberitahuan juga dimaksimalkan agar tidak banyak warga dan penggula jalan yang kecele.

Komentar Saddil Ramdani Pasca Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan: Saya Laki-laki

Kronologis Lengkap Pemain Timnas Saddil Ramdani Aniaya Wanita, Manajer Persela Pun Ikut Bereaksi

Hal senada juga disampaikan oleh Syamsi, warga di kawasan Ngagel. Ia mengatakan sosialisasi proyek ini sudah disosialisasikan ke warga.

Namun sosialisasinya setelah proyek dimulai.

"Kita menyayangkannya ya soal sosialisasi itu. Kita kan juga membutuhkan jalan ini untuk mobilitas. Mungkin harusnya bisa separo-separo mengerjakannya," ucap Syamsi.

Sementara itu saat ditanyakan kepada mandor proyek, Gilbert, ia mengtakan bahwa pemasangan pipa ini memang dilakukan sesuai rencana pemkot.

Sebagai persiapan jelang musim hujan, di sini, dibangunkan pipa penyambung.

"Ini pipa pembuangan ait dari rumah pompa Flores ke sungai Ngagel. Kira-kira satu bulan pengerjannya. Namun untuk penutupan jalannya hanya enam hari, selasa pekan depan sudah kita buka lagi," katanya.

Hal ini menjadi perhatian bagi anggota Komisi C bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya, Riswanto.

Ia mengatakan pihaknya sudah diskusi dengan kontraktornya.

Ia menyayangkan bahwa proyek penutupan jalan ini minim sosialisasi.

Dari prosedur konstruksi, pihak kontraktornya itu mengerjakan hari Sabtu dia sosialisasinya hari minggu, menurunya hal itu keliru.

Pemkot harusnya melibatkan pengawas.

Yang fungsinya tidak hanya soal kontruksinya saja.

Tapi juga sosialisasi.

Selain itu juga soal pembukaan jalan setelah selesainya proyek.

Mandor mengatakan selesainya penutupan jalan ini diperkirakan tiga sampai empat hari lagi dan sudah rampung sehingga jalan sudah bisa dibuka kembali.

Namun menurut Riswanto, setelah koordinasi denbam pengawasnya proyek, ia menemukan dimungkinkan ada kesalahan.

"Padahal teknisnya kalau ada proses konkrit cor, itu baru kering atau matang di hari ke 14, namun dari pengawasnya tadi bilang setelah cor hanya ditunggu tiga sampai empat hari sudah mulai bisa dilewati. Walaupun jalan inibl dilewati kendaraan yang tonasenya di kecil, kongkrit cor secara tehnis kering itu selama 14 hari dan itu tidak boleh di apa apain," kata politisi PDIP ini.

Jika dipaksakan untuk dibuka, justru ia khawatir akan terjadi masalah baru dan membahayakan pengguna jalan.

Menurutnya, prosedur itu boleh dilakukan hanya jika ada kajian teknis lebih dahulu.

Kalau dikatakan bisa baru boleh dibuka jalannya lebih awal.

Tapi tetap harus ada tanggung jawab dari pengawas protek maupun dari Pemkot khususnya Dinas PU Bina Marga dan Pematusan.

(fz/fatimatuz zahroh)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved