Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Bid'ah atau Bukan? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Ada dua pendapat mengenai hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, ini penjelasan Ustaz Abdul Somad.

Editor: Alga W
YouTube
Ustaz Abdul Somad 

Ada dua pendapat mengenai hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, ini penjelasan Ustaz Abdul Somad.

TRIBUNJATIM.COM - Ada dua pendapat mengenai hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama menyebut, peringatan ini adalah bid'ah.

Hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW kedua sebaliknya, yaitu memperbolehkan peringatan.

Lantas, yang mana hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW?

Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya menjelaskan terkait hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad tentang Maulid Nabi Muhammad SAW dan Pendapat Para Ulama

Menurut Ustaz Abdul Somad, ada sekitar 300 ribu hadist yang menerangkan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW boleh dilakukan.

Adapun yang menganggap peringatan ini bid'ah, kata Ustaz Abdul Somad, hanya sebagian kecil ulama Arab Saudi.

Dalam ceramahnya, Ustaz Abdul Somad memaparkan beberapa hadist serta pendapat ulama besar mengenai dasar diperbolehkannya Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ustaz Abdul Somad menambahkan, manfaat positif peringatan Maulid Nabi Muhammad salah satunya adalah orang-orang akan bersilaturahmi satu sama lain.

Bukan setahun sekali, melainkan setiap minggu di hari Senin.

Ustaz Abdul Somad menerangkan, Rasulullah SAW pernah ditanya mengapa melaksanakan puasa hari Senin.

Salah satunya adalah Rasulullah SAW ternyata mengenang hari lahirnya sendiri.

Rasulullah SAW menjawab, "Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari itu diturunkan [Alquran] kepadaku). (HR Muslim)."

Adapun alasan lainnya merujuk pada penafsiran Rasulullah terhadap kalimat Ayyamillah dalam Qs Ibrahim (14): 5 yang berbunyi, "Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah."

Imam an-Nisa'i Abdullah bin Ahmad dalam Zawa'id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dari Ubai bin Ka'ab meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa Rasulullah SAW menafsirkan kalimat Ayyamillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah SWT.

Dengan demikian maka makna ayatnya adalah "Dan ingatkanlah mereka kepada nikmat-nikmat dan karunia Allah. Dan kelahiran Muhammad SAW adalah nikmat dan karunia terbesar yang harus diingat dan disyukuri."

5 Sholawat Nabi untuk Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW, 20 November 2018, dan Kegunaannya

Selain pendapat di atas, Ustaz Abdul Somad juga memaparkan pendapat dari Ibu Taumiah.

Ibnu Taimiah yang menjelaskan bahwa mengagungkan hari lahir Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya sebagai perayaan, maka ia mendapat balasan pahala besar karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah SAW.

Pendapat lain yang juga dijelaskan Ustaz Abdul Somad berasal dari Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani.

"Hukum asal melaksanakan Maulid adalah bid'ah, tidak terdapat dari seorangpun dari kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama). Akan tetapi maulid itu juga mengandung banyak kebaikan dan sebaliknya. Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan-kebaikan dan menghindari yang tidak baik, maka Maulid itu adalah bid'ah hasanah," begitulah pendapat Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani.

Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir, Begini Kata Ustaz Abdul Somad Soal Amalan Ziarah Kubur

Artikel ini telah tayang di Warta Kota dengan judul Ustaz Abdul Somad Terangkan Bagaimana Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved