Gamelan Asal Mojokerto ini Tembus Malaysia dan Jerman
Di belakang rumah semi permanen yang terletak di Dusun Sawo, Desa Sawo, Jetis, Mojokerto nampak seorang pria tengah sibuk memukulkan ujung palu ke per
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Yoni Iskandar
"Kalau satu set lengkap harganya Rp 30 juta, itu yang berbahan besi," imbuhnya.
Di sisi lain Dedi mengatakan, pesanan selama ini datang dari berbagai daerah di Jatim. Mulai dari Sumenep, Probolinggo, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Gresik, Malang, hingga Kediri.
Menurutnya, rata-rata jumlah pesanan mencapai 10 perangkat gamelan setiap bulannya. Perangkat gamelan yang banyak diminati jenis bonang, kenong dan kempul. Untuk pembelinya didominasi oleh pemilik hiburan kuda lumping, reog, wayang kulit. Selain itu, ada juga pesanan dari sekolah dan instansi.
"Omzet bisnis gamelan ini mencapai Rp 10 juta/bulan. Keuntungan yang didapatkan Samiaji pun mencapai Rp 5 juta setiap bulannya," sebutnya.
Dedi menambahkan, pesanan gamelan juga datang dari luar jawa yakni NTB dan Kalimantan. Bahkan, pembeli gamelan buatannya datang dari Malaysia dan Jerman.
"Pesanan dari Malaysia dua set gamelam, pernah juga pesanan gong diameter 2 meter dari Jerman. Harganya lebih mahal karena biaya pengiriman juga mahal. Biasanya kami mematok harga dua kali lipat dari harga pesanan lokal," pungkasnya. (nen/TribunJatim.com)