Mengintip Tongkrongan Vintage Gaya Kakek-Kakek ala Kafe Grandfather Surabaya
Juvinta Dwi dan suaminya hadirkan tempat nongkrong dengan suasana klasik di Jl. Kalasan No. 25 I Surabaya
Penulis: Delya Octovie | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Koleksi barang antik tak selalu berakhir sebagai pajangan saja. Hal ini tampak di Kafe Grandfather Surabaya.
Sang pemilik kafe Grandfather Surabaya, Juvinta Dwi memanfaatkan barang-barang antik yang dikoleksi oleh mertuanya, sebagai dekorasi kafenya.
"Barang-barangnya ini awalnya dari mertua, beliau mengoleksi sejak tahun 1980an. Beliau mengoleksi banyak sekali barang-barang antik. Lalu sempat sering pindah-pindah ke Lumajang, ke Jember juga, akhirnya sebagian barang-barang ditinggal di Surabaya," kata Juvinta, Rabu (12/12/2018).
Saat pindah ke Jl. Kalasan No. 25 I, Juvinta menyadari bahwa rumahnya yang luas juga terletak di kawasan padat bisnis kuliner.

(Ramalan Zodiak Hari Ini, Kamis 13 Desember 2018: Aries Kurang Konsentrasi, Scorpio Berisiko Debat)
(Gagal Curi Ponsel, Pria di Wonokusumo Surabaya Tinggalkan Motor dan Dihajar Warga)
Akhirnya, suami Juvinta berinisiatif untuk membuka kafe dengan memanfaatkan semua koleksi pribadi orang tuanya.
"Kafe ini lebih ke tempat nongkrong untuk orang-orang yang rindu kakek-nenek. Di sini pengunjung bisa melihat-lihat barang-barang zaman dulu, bisa nostalgia," jelasnya.
Mulai dari koleksi terompet, telepon, alat makan, hingga canting zaman dulu ditampilkan di kafe yang sudah berdiri selama tiga tahun ini.
Yang paling menarik perhatian, adalah koleksi vespa. Motor jenis skuter asal Italia yang sangat populer tersebut ikut dipajang di kafe itu.
"Kalau koleksi vespa mertua ada kira-kira 15. Tapi kalau yang di kafe ini, hanya ada enam. Ini bisa untuk foto-foto," imbuhnya.
Karena dekorasi yang memicu memori, Juvinta menyebut Grandfather sering dijadikan tempat reuni.
Tak hanya itu, kafe ini juga menjadi sasaran para pengantin yang ingin pernikahannya bernuansa vintage.
(Hasil Lengkap Liga Champions, Olympique Lyon Pemilik Tiket 16 Besar Terakhir)
(Gagal Curi Ponsel, Pria di Wonokusumo Surabaya Tinggalkan Motor dan Dihajar Warga)
"Kami juga menerima wedding dengan kuota di bawah 200 orang. Sudah pernah dulu dijadikan tempat pernikahan, memang pengantinnya ingin gaya vintage," ujarnya.
Grandfather paling ramai pada hari biasa, utamanya Senin dan Kamis karena ada penampilan live akustik.
Selain menyanyikan lagu-lagu lawas, band juga menerima request lagu sesuai permintaan pengunjung.
Hari-hari tersebut juga menjadi favorit bagi para pekerja yang ingin melepas penat dari rutinitas mereka.
Soal menu, makanan yang paling sering dipesan adalah bakmi kuah dan goreng.
Sedangkan minuman favorit adalah lychee squash dan rock espresso.
Makanan dan minuman ini dibandrol mulai Rp 15.000-Rp 65.000.
Kafe Grandfather buka setiap hari mulai pukul 15.00-00.30 WIB.
Reporter: Surya/Delya Oktovie
(Terciduk Selfie Pakai Ponsel Curian, Pria di Kauman Blitar Diringkus Polisi)