Sendirian di Rumah, Warga Tulungagung Ditemukan Tewas, Bermula Saat Warga Cium Aroba Tak Sedap
Warga Desa Sumerdadi, Kecamatan Sumbergempol mencium aroma busuk dari arah rumah Totok Subiantoro (39)
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Warga Desa Sumerdadi, Kecamatan Sumbergempol mencium aroma busuk dari arah rumah Totok Subiantoro (39), di RT 03 RW01, Kamis (13/12/2018) sore.
Lantaran curiga, lantaran Totok tidak keluar rumah sejak hari Minggu (9/12/2018) kemarin.
Ketua RT setempat, Ny Hanik kemudian melapor ke Polsek Sumbergempol, yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah Totok.
Polisi yang datang kesulitan memberiksa ke dalam, karena semua pintu dalam keadaan dikunci.
Disaksikan perangkat desa setempat dan kerabat, polisi mendobrak pintu rumah Totok.
• Sukses 16 Gerai Sebelumnya, UFO Electronics Akan Tambah Dua Gerai Baru di Tulungagung dan Denpasar
Saat pintu terbuka, Totok kedapatan tertelungkup di atas lantai ruang tamu dalam keadaan tak bernyawa.
Sementara sebelah kakinya masih di atas kursi panjang.
“Kemungkinan awalnya di atas kursi, kemudian terjatuh ke lantai,” terang Kapolsek Sumbergempol, AKP Sukirno
Dari kondisi mayat, diduga Totok meninggal tiga atau empat hari sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik, tidak ada tanda-tanda kekerasan.
Jenazah Totok dibawa ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD dr Iskak, untuk divisum.
“Nanti hasil visum yang akan memastikan, apakah ada kekerasan atau tidak. Kalau dari pemeriksaan di lokasi tidak ada tanda kekerasan,” tambah Sukirno.
Dari lokasi, polisi menemukan air meniral, kopi merek Coffeeking, rokok dan suplemen C1000.
Selain itu ada obat Metforfin 5000 mg dan Norpid 20 Simvastatin.
Metforfin diketahui sebagai obat diabetes, sedangkan Norpid adalah obat untuk kolesterol.
Menurut salah satu kerabat bernama Sugeng, sebenarnya Totok tidak pernah punya riwayat penyakit parah.
“Dia pernah sakit hernia, tapi itu sudah lama,” ucap Sugeng.
Totok masih membujang. Sebelumnya ia berjualan kopi di rumahnya.
Ibunya juga belum lama meninggal dunia. Sementara tiga saudaranya tinggal di luar kota.
Namun setelah ada Grab, Totok bekerja sebagai ojek online.
Sugeng mengaku terakhir berkomunikasi dengan Totok pada Minggu malam.
“Kalau siang dia istirahat, kerjanya malam. Katanya kalau malam orderan malah ramai,” pungkas Sugeng. (David Yohanes)