Rumah Politik Jatim
Penggratisan Suramadu Berdampak Politik, Pengamat: Ada, Tapi Sampai Sekarang Belum Terlihat
Mochtar W Oetomo, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sebut penggratisan Suramadu pasti berdampak politis, tetapi belum terlihat.
Penulis: Aqwamit Torik | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kebijakan pemerintah menggratiskan tarif tol Jembatan Suramadu disebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak politis.
Bagaimana pun juga, pemilih di empat kabupaten di Madura tetap menjadi lumbung yang diincar kedua kubu.
Perebutan suara pemilih di Madura diyakini bakal berlangsung keras pada Pilpres 2019.
• Inilah Strategi yang Harus Dilakukan Prabowo Subianto agar Lumbung Suara di Madura Tetap Aman
• Perebutan Suara Madura di Pilpres 2019, Pengamat Politik: Perlu Treatment Khusus dari Dua Paslon
• Dua Figur Pendukung Prabowo pada Pilpres 2014 di Madura Goyah, Pengamat: Kesempatan Jokowi Merebut
• La Nyalla Siap Potong Leher Jika Prabowo Menang di Madura, Pakar Ungkap Peta Politik Madura
• Perebutan Suara Pilpres di Madura , La Nyalla Mattalitti dan Fuad Amin Dua Figur Ini Faktor Utamanya
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Mochtar W Oetomo menilai penggratisan itu tetap berdampak pada pemilih di Pilpres 2019, meski tidak besar
Kata Mochtar W Oetomo, dampak itu hingga kini belum terlihat jelas.
"Untuk pengaruh pasti ada, dari sekian banyak orang yang lewat Suramadu, secara probabilitas sedikit banyak pasti ada yang berubah pilihan," jelas Mochtar kepada TribunJatim.com, Sabtu (15/12/2018).
Mochtar menjelaskan, untuk melihat perubahan tersebut, masih perlu adanya kajian, survei dan riset apakah arah dukungan Prabowo di Madura yang selama ini menjadi lumbung suaranya berpindah ke Jokowi atau tidak.
"Signifikan atau tidak, itu perlu diuji," jelas Direktur Surabaya Survey Center tersebut.
Sejauh ini, lanjut Mochtar, pemilih Madura masih belum beranjak dari arah pilihannya ke Prabowo seperti di Pilpres 2014.
Hal tersebut karena, kawasan Madura identik dengan ketaatannya kepada tokoh-tokoh lokal yang ada di kawasan tersebut.
"Tapi sejauh ini pemilih Madura tidak terlalu memikirkan kebijakan pemerintah semacam itu, pemilih Madura lebih memperhatikan apa yang dikatakan oleh tokoh-tokoh nya, kiai, kepala desa atau klebun yang ada di daerahnya," pungkasnya.
Perubahan Jembatan Surabaya- Madura (Suramadu) menjadi jembatan non-tol diresmikan Presiden Jokowi pada Sabtu (27/10/2018).
"Dengan mengucap bismillah, jalan tol Suramadu kita ubah menjadi jalan non tol biasa," kata Jokowi waktu itu.
Menurut Jokowi, selama ini memang jalan tol memberikan pemasukan bagi negara. Tetapi, pemasukan tersebut tidak selaras dengan pertumbuhan ekonomi di Madura.
"Pertumbuhan ekonomi yang kita inginkan untuk kabupaten-kabupaten yang ada di Madura tidak sebanding dengan pemasukan," kata Jokowi.