Tsunami Banten dan Lampung
Perkiraan BMKG Atas Tsunami Banten: Termasuk Langka, Mencetak Sejarah Baru Sejak Indonesia Merdeka
BMKG sampaikan perkiraannya terkait fenomena Tsunami yang terjadi di wilayah Banten dan Lampung, disebut fenomena yang termasuk sangat langka.
"Ketiga, untuk menimbulkan tsunami sebesar itu perlu ada runtuhan yg cukup masif (besar) yang masuk ke dalam kolom air laut."
"Kemudian, untuk merontokan bagian tubuh yang longsor ke bagian laut diperlukan energi yang cukup besar, ini tidak terdeksi oleh seismograph di pos pengamatan gunungapi," bunyi tulisan dalam laporan tersebut.
"Masih perlu data-data untuk dikorelasikan antara letusan gunungapi dengan tsunami," imbuhnya.
Potensi Bencana Erupsi Gunung Krakatau, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 km merupakan kawasan rawan bencana.

• Video Detik-detik Tsunami Banten Diposting Sutopo Purwo, Diduga Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau
Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktifitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi.
Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin.
"Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 23 Desember 2018, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tetap Level II (Waspada). Sehubungan dengan status Level II (Waspada) tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Krakatau dalam radius 2 km dari Kawah," sebut keterangan tersebut.
Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunam.
Serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat.
• Video Cynthia Wijaya Saudara Ipar Ifan Seventeen Sebelum Tsunami Banten, Tampak Dylan Sahara