Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Natal dan Tahun Baru

Puluhan Tahun Jualan Terompet di Surabaya, Pria Lamongan ini Bisa Kuliahkan Kedua Anaknya

Suwandi pengrajin sekaligus penjual terompet asal Sidodadi, Lamongan. Suwandi terhitung sudah 57 tahun tak pernah absen berjualan di surabaya

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yoni Iskandar
Tribunjatim/Luhur Pambudi
Suwandi dan tumpukan terompet di lapak kecilnya emperan ruko Jalan Kapasan Surabaya 

Berjualan terompet tiup ditahun ini, kata Suwandi, omsetnya tidak sebanyak dahulu.

Ia mengeluh, terhitung sudah dua tahun belakang omsetnya anjlok.

"Dulu saya bisa bawa pulang Rp 20 Juta, tahun lalu cuma Rp 12 Juta, tahun sekarang kayaknya lebih turun lagi," keluhnya.

Ditengah kondisi jumlah omset penjualan terompet tiup yang tak menentu. Suwandi mendadak teringat pengalamannya berjualan terompet tiup tahun 2000.

Saat itu ia mengalami patah tulang kaki sebelah kanan. Selama tujuh bulan ia tak bisa beraktifitas seperti biasanya.

Namun, karena ingat kedua anaknya waktu itu masih sekolah dan membutuhkan biaya.

Suwandi tetap nekat berjualan terompet ke Surabaya, meskipun harus berjalan dengan alat bantu.

"Saya bejalan pakai tongkat dalam keadaan pincang, ya tetap jualan, dibantu istri dan anak saya ajak ke Surabaya," katanya.

Teringat pengalamannya itu, hingga saat ini Suwandi masih teguh untuk tidak akan berhenti berjualan.

Berapapun omset yang didapat, selama masih diberi kesehatan oleh Tuhan, ia akan terus jualan.

"Karena diberi kesehatan saya akan jualan," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved