Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tsunami Banten dan Lampung

BNPB Sebut Gunung Anak Krakatau Tak Akan Meletus Sehebat Tahun 1883, Sutopo Beri Penjelasan

BNPB yakin aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini tak akan sehebat tahun 1883 silam. Sutopo berikan alasannya

Penulis: Januar AS | Editor: Ani Susanti
KOMPAS/RIZA FATHONI
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018). 

Status tersebut berdasarkan yang ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Menurut pantauan mereka, hingga saat ini masih terus terjadi erupsi dari Gunung Anak Krakatau.

"Jadi jangan percaya sejak tadi pagi banyak (kabar) beruntun bahwa status Gunung Anak Krakatau dinaikan menjadi siaga, tetap dalam hal ini statusnya waspada, dan erupsi Gunung Anak Krakatau sebenarnya berlangsung sejak Juni 2018 sampai hari ini," tutur Sutopo.

Ifan Seventeen Mengaku Sempat Merasakan Sakaratul Maut saat Terjadi Tsunami

Gunung Anak Krakatau punya tipe strombolian. Gunung ini memang sewajarnya terus menyemburkan lava pijar dan abu vulkanik.

PVMBG juga sudah menetapkan kalau wilayah sepanjang 2 kilometer dari puncak kawah dinyatakan sebagai zona berbahaya dan tak boleh didekati manusia,

"Erupsi Gunung Anak Krakatau juga tidak mengganggu proses pelayaran kapal di Selat Sunda maupun jalur penerbangan di langit di atasnya," terang Sutopo.

Sebelumnya, Sutopo sempat mengatakan ia tak mengira longsoran bawah laut Gunung Anak Krakatau mampu menyebabkan tsunami.

Didatangi Maruf Amin, Korban Selamat Ceritakan Detik-detik Terjadinya Tsunami Selat Sunda

Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau bulan ini termasuk bukan yang paling besar jika dilihat dari segi frekuensi dan tremor letusan.

"Kalau kita lihat letusannya juga tidak yang paling besar. Bulan Oktober dan November malah letusannya lebih besar," lanjut Sutopo.

Berdasarkan sejarah catatan tsunami di Indonesia, sebanyak 90 persen tsunami dibangkitkan oleh gempa bumi.
Sementara 10 persen dibangkitkan oleh longsor bawah laut dan erupsi gunung api.

Maruf Amin Bawa Bantuan untuk Korban Tsunami Selat Sunda: Mereka Adalah Keluarga Kami

Kondisi ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat mengembangkan sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsoran bawah laut dan erupsi gunung api.

Apalagi, Indonesia saat ini memiliki 127 gunung api aktif.

"Sebanyak 13 persen populasi gunung api aktif dunia ada di indonesia yang berpotensi juga menimbulkan tsunami," ujar Sutopo.

Sumber: Suar.id
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved