Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

4 Fakta Terbaru Awan Tsunami di Makassar, 5 Pesawat Sampai Berputar-putar untuk Hindari Bahaya

Berikut ini adalah sejumlah fakta yang muncul terkait awan berbentuk tsunami di Makassar

Penulis: Januar | Editor: Melia Luthfi Husnika
Istimewa/ Kompas.com
Awan seperti glombang tsunami di Makassar, Selasa (1/1/2019) 

TRIBUNNEWS.COM - Awal tahun 2019, masyarakat sebuah fenomena alam muncul di Makassar, Sulawesi Selatan.

Fenomena tersebut berupa awan berbentuk gelombang tsunami atau awan Kumulonimbus muncul di langit Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/1/2018) sore.

Foto Awan Kumulonimbus diabadikan sejumlah pengguna Instagram di Makassar.

Selain viral awan tersebut juga memberikan rasa takut kepada masyarakat yang tinggal di Kota Makassar.

Sebab, sebanyak lima pesawat terpaksa berputar-putar di atas langit Makassar saat hendak mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin.

Terkait hal tersebut pun BMKG memberikan penjelasan hingga bahayanya.

Berikut ini sejumlah fakta yang berhasil dirangkum oleh TribunJatim.com dari berbagai sumber.

BPBD Jatim Nyatakan Ada 152 Desa di Jawa Timur yang Rentan Tsunami

1. Jadi viral

Warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan dikejutkan dengan munculnya awan berbentuk gelombang tsunami pada Selasa (1/1/2019) sore.

Video Awan berbentuk tsunami tersebut sempat di unggah oleh warga dan viral di media sosial.

Di dalam video tersebut, nampak sesorang sedang memperlihatkan suasana langit di Kota Makassar.

Video tersebut memperlihatkan bagaimana bentuk awan tsunami.

"Bismillah, assalamualaikum, inilah awan yang orang mengatakan awan tsunami," sebut pria dalam video tersebut.

"Sekarang berada di lautan Kota Makassar, terlihat awannya seperti ini (berwarna hitam)," ujar pria tersebut.

Baca: Pangandaran Diguncang Gempa Bumi 5 SR, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

"Semoga Allah SWT memberikan keselamatan," sambung pria tersebut.

Sementara itu hingga hari Rabu (2/1/2019) pukul 16.00 WIB, video tersebut sudah mendapat like sebanyak 16 Ribu Likes dari para pengguna Instagram.

Fakta-fakta Muncul Awan Tsunami di Makassar, Pesawat Berputar-putar di Langit hingga Penjelasan BMKG

2. Penjelasan BMKG Soal Bahayanya awan berbentuk tsunami

Menurut staf Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Nur Asia Utami yang dikonfirmasi oleh Kompas.com, Rabu (2/1/2019) pagi mengungkapkan, peristiwa munculnya awan gelombang tsunami dikenal sebagal cell awan kumulonimbus yang cukup besar.

Biasanya, awan kumulonimbus tersebut disertai hujan deras, petir dan angin kencang.

"Peristiwa tersebut dikenal sebagai cell Awan Kumulonimbus yang cukup besar, biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat/petir dan angin kencang," ujar Nur.

"Untuk periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya bisa 1-2 jam," kata Nur.

Nur Asia Utami menuturkan, jika Awan Kumulonimbus ini berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan, khususnya, pada pesisir barat dan selatan.

"Awan Kumulonimbus bisa terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Selatan," ujarnya.

"Bahkan, di Kota Makassar awan ini bisa tumbuh kembali," tutur Nur.

Nur Asia Utami menambahkan, jika awan kumulonimbus ini sangat berbahaya.

Bahkan, membahayakan bagi lalu lintas penerbangan.

Detik-detik 5 Pesawat Berputar-putar Langit Makassar 20 Menit, Awan ‘Gelombang Tsunami’ Penyebabnya

3. Lima Pesawat Berputar-Putar Selama 30 Menit

Akibatnya lima pesawat terbang terpaksa berputar-putar di ruang udara Makassar hingga nyaris 30 menit, tepatnya 20 menit.

Hal ini disebabkan munculnya awan berbentuk gelombang tsunami atau Awan Kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019) sore.

Kelima pesawat itu pun harus menunggu cuaca mulai membaik agar bisa mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

4. Penjelasan MATSC

Mengutip dari Tribun Timur, hal itu disampaikan oleh General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC), Novy Pantaryanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/1/2019).

"Saat awan kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (1/1/2019) sore, ada lima pesawat mengalami penundaan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar."

"Sehingga, pesawat itu berputar-putar terlebih dahulu di atas sekitar 15 hingga 20 menit lalu mendarat setelah cuaca mulai membaik,” ungkap Novy.

Novy mengatakan, awan berbentuk gelombang tsunami tersebut merupakan awan yang sangat berbahaya.

Di dalam gumpalan Awan Kumulonimbus itu terdapat partikel-partikel petir, es dan lain-lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan.

Awan Kumulonimbus inilah yang paling dihindari oleh pilot, karena di dalam awan itu juga terdapat pusaran angin.

“Sangat mengerikan itu Awan Kumulonimbus. Kalau kita liat angin puting beliung, ekor angin itu ada di dalam Awan Kumulonimbus."

"Awan ini juga dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat banyak partikel-partikel es."

"Terdapat partikel petir dan sebagainya di dalam awan itu,” terangnya.

Meski Awan Kumulonimbus dianggap membahayakan bagi penerbangan, kata Novy, pihaknya telah memiliki alat radar cuaca pada rute penerbangan yang bisa melacak cuaca hingga radius 100 Km.

Sehingga, jika terlihat Awan Kumulonimbus pada radar, pihaknya langsung menyampaikannya dan pilot akan membelokkan pesawat hingga 15 derajat.

“Tidak ada pilot yang berani menembus Awan Kumulonimbus. Jadi kita memiliki radar cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG."

"Sehingga data dari BMKG yang diperoleh terkait cuaca buruk akan disampaikan kepada pilot."

"Jadi cuaca buruk yang terjadi, aman bagi lalulintas penerbangan,” terangnya.

Novy menambahkan, Awan Kumulonimbus berada di ketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki.

Sehingga untuk penerbangan 30.000 hingga 40.000 kaki aman bagi pesawat.

“Jadi lalulintas penerbangan aman, jika ada cuaca buruk yang mengancam,” pungkasnya.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved