Prabowo Subianto Baca Sajak di Kantong Prajurit, Bercerita Kematian 2 Pamannya Saat Lawan Jepang
Inilah kisah di balik sajak yang dibacakan oleh Prabowo Subianto di sela-sela berpidato
Penulis: Januar AS | Editor: Adi Sasono
Disebutkan, Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo, dan Taruna Alex Sajoeti bersama beberapa tentara memasuki kantor Kapten Abe.
Kala itu, di dalam markas, Daan Mogot menyampaikan maksud kedatangannya.
Sementara taruna lainnya di bawah pimpinan Soebianto dan Soetopo yang berada di luar ruang perundingan mulai melucuti senjata Jepang.
Truk-truk pengangkut senjata memasuki kompleks, tak disangka, tiba-tiba suara letusan terdengar.
Pemberitaan Harian Kompas 25 Januari 1992 menyebutkan, menurut satu sumber, seorang serdadu India sebelumnya mengambil sebuah senjata dari tumpukan di lapangan.
Dikatakan, dia belum pernah melihat jenis senjata yang dipakai tentara Jepang, sehingga terheran-heran mengamatinya sambil mengutak-utik senjata tersebut.
Namun, entah karena apa, senjata tersebut meletus.
Situasi menjadi panik.
Pihak Jepang menduga mereka terjebak, kemudian dengan sigap mulai menembaki para taruna AM Tangerang. Sebagian tentara Jepang yang telah menyerahkan senjatapun kembali merebut senjatanya.
Para taruna tak menyangka akan mengalami kejadian ini.
Mereka berhamburan masuk ke dalam kebun karet.
Mencoba melawan dan melepaskan tembakan dengan senjata yang dibawanya.
Namun, diceritakan, mereka mengalami kesulitan menggunakan senjata karabennya, karena selama pendidikan baru berjalan dua bulan, dan belum sempat menembakkannya sendiri.
Senjata karaben mereka tidak dilengkapi klip peluru, sehingga terpaksa peluru dimasukkan satu per satu dengan tangan ke dalam kamar senjata.
Mendengar hal tersebut, Daan Mogot segera berlari keluar dan berupaya untuk menghentikan pertempuran, tapi upayanya gagal.