Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rumah Politik Jatim

Soal Pidato Prabowo Subianto, Agus Yudhoyono Ngaku Senang, Pakar Komunikasi Soroti Gaya Pidatonya

Beragam reaksi muncul pasca Prabowo Subianto sampaikan pidatonya. Agus Yudhoyono mengaku senang

Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM/AQWAMIT TORIK
Capres Prabowo Subianto saat berpidato yang didampingi oleh Sandiaga Uno 

Padahal seharusnya pidato ofensif sebaiknya juga diimbangi dengan gagasan, dan inovasi baru supaya pesan menbawa perubahan bisa tersampaikan.

"Dalam pidatonya, Prabowo lebih banyak ofensif ketimbang menawarkan gagasan baru," kata Suko Widodo usai menonton pidato Prabowo kepada Tribunjatim.com.

Sayangnya, pidato Prabowo yang ofensif alias menyerang itu juga tidak diimbangi dengan data statistik yang riil dan makro.

Hal tersebut menjadi poin kurang pas dalam pidato politik yang ditonton oleh masyarakat luas.

Tidak hanya itu, Suko Widodo juga mengkritisi cara dan gaya pidato Prabowo yang sangat lama durasinya.

Yaitu lebih dari satu jam yang menurutnya kurang efektif dan juga tidak begitu relevan dengan kondisi kebangsaan saat ini.

"Prabowo dalam pidatonya tadi saya menyimak dia menggunakan paradigma naratif, bercerita soal penderitaan orang-orang kecil, tidak menggunakan data statistik yang makro. Meski begitu narasinya tanggung, tidak cukup detail mengambil contoh, sepotong sepotong demi membentuk pesan utama," tambah Suko Widodo kepada Tribunjatim.com.

Dengan gaya pidato semacam itu, Suko Widodo menduga bahwa pidato itu tidak mengena pada publik. Khususnya di luar pendukung Prabowo.

"Dugaanku tidak berpengaruh pada orang di luar kelompok, lebih kuat pesannya untuk menguatkan soliditas internal karena secara substantif tidak kuat-kuat amat," jelasnya.

Meski begitu, dari pidato tersebut Suko Widodo mengambil satu kesimpulan yang merupakan keunggulan dari Prabowo. Yaitu Prabowo konsisten dari tone memyampaikan pesan dari awal hingga akhir. (Fatimatuz zahroh/TribunJatim.com).

Disebut kurang solutif

Pidato kebangsaan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto di Jakarta Convention Center (JCC) Senin (14/1/2019) malam, masih menuai komentar sejumlah pengamat politik.

Salah satunya adalah Surokim Abdussalam, dosen Komunikasi Politik dan Dekan FISIB Unibersitas Trunojoyo Madura.

Pada Surya, pria yang juga peneliti Surabaya Survey Center ini mengatakan bahwa kadar "fear" atau ketakutan kalah dalam pidato Prabowo lebih besar dibandingkan "hope" atau harapan dan "change" perubahan.

"Kadar fear ini memantik pesimisme dan respon emosional daripada critical thinkingnya. Biasanya dalam kultur masyarakat timur yang lebih tinggi context culturenya metode ini tidak efektif dan kurang daya persuasifnya. Apalagi dengan mengangkat negatif campaign. Semestinya kadar hopes and change spiritnya diperbanyak," kata Surokim, Selasa (15/1/2019).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved