Rumah Poltik Jatim
Deretan Fakta Sandiaga Uno Saat di Madura, Ucapannya yang Salah Membuat Warga Terpingkal-pingkal
Ucapan Sandiaga Uno saat ke Pamekasan ternyata membuat orang tertawa. Ternyata ini yang terjadi sebenarnya
Penulis: Januar AS | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Ratusan warga tumpah ruah menunggu kedatangan Sandiaga Uno di halaman Sentra Batik Tradisional Pasar 17 Agustus, Kabupaten Pamekasan, Minggu (20/1/2019).
SetibanyA mobil rombongan Sandiaga Uno di akses jalan masuk Pasar 17 Agustus, warga yang sudah lama menunggu, langsung berebut untuk sekadar bersalaman dan berfoto bersama Sandiaga Uno.
Teriak histeris dari ibu-ibu pun pecah di halaman Sentra Batik Tradisional Pasar 17 Agustus Pamekasan untuk menyapa Sandiaga Uno.
Para warga yang sudah menunggu sekitar empat jam, langsung mengelilingi mobil tersebut.
• Datangi Ponpes Mambul Ulum Pamekasan, Sandiaga Uno Yakin Para Santri Bersarung Bisa ke London
"Pak Sandi, Pak Sandi, Masa Allah gantengnya," teriak ibu-ibu yang berdesak-desakan ingin bersalaman dan berswafoto ketika Sandiaga Uno sudah mulai keluar dari dalam mobilnya.
Sorak-sorai yang diiringi tepuk tangan kembali pecah di halaman Pasar 17 Agutus Pamekasan.
Sandiaga Uno tampak terus melemparkan senyum sambil terus berjalan menuju toko dari salah satu pedagang batik di Pasar 17 Agustus.
Di tengah desak-desakan warga yang datang, Sandiaga Uno terus berjalan lambat lalu masuk ke salah satu toko batik.
"Carikan saya batik yang bagus dan paling halus. Saya mau beli buat oleh-oleh. Ini berapa harganya? Oh hanya Rp 1 Juta. Oke kalau begitu saya ambil," ujarnya.
Sandiaga Uno juga memuji bahwa batik Pamekasan merupakan batik yang paling bagus.
"Apalagi ini Sentra Batik terbesar kan di Jawa Timur. Kalau saya jadi Wakil Presiden 2019, akan saya kenalkan Sentra Batik Pasar 17 Agustus ini sampai ke luar negeri. Akan saya carikan distribusi yang lebih gampang, agar perajin batik di Pamekasan lebih makmur dan sejahtera," tegasnya.
Setelah mengunjungi toko batik di Sentra Pasar Batik 17 Agustus Pamekasan, Sandiaga Uno langsung berjalan menunggu panggung utama untuk membacakan visi-misinya.
Sejumlah perwakilan dari pedagang batik di Sentra Batik Tradisional Pasar 17 Agustus Pamekasan diberikan waktu untuk memberikan pertanyaan. Namun sesi pertanyaan hanya berlangsung sebentar.
Karena langit sudah mulai gelap, dan Pasar 17 Agustus tak punya banyak pencahayaan lampu yang mendukung untuk berlangsungnya acara.
Ucapannya yang Salah Undang Gelak Tawa Warga