6 Fakta Red Light District di Amsterdam Belanda, Kawasan Prostitusi Premium, PSK Wajib Bayar Pajak
6 fakta Red Light District di Amsterdam, Belanda, kawasan prostitusi premium karena para PSK wajib bayar pajak.
6 fakta Red Light District di Amsterdam, Belanda, kawasan prostitusi premium karena para PSK wajib bayar pajak.
TRIBUNJATIM.COM - Amsterdam terkenal dengan Red Light District yang sudah sangat populer.
Red Light District bisa disebut kawasan prostitusi 'premium' karena pekerja seks di sana diwajibkan membayar pajak ke pemerintah di Belanda.
Oleh sebab itu, pemerintah Belanda menjaga privasi para pekerja seks komersial dengan menetapkan larangan mengambil gambar di kawasan Red Light District.
• Robby Abbas Bocorkan Ada Artis Prostitusi Online yang Menikah dengan Kliennya, Keluar Penjara 2018
Selain itu, Red Light District di Belanda masih menyimpan sejumlah rahasia yang belum banyak diketahui turis.
Dilansir TribunTravel dari culturacolectiva.com, berikut enam fakta tentang Red Light District di Belanda.

• Vanessa Angel Terjun ke Prostitusi Online Bukan Hanya karena Utang, 2 Alasan Ini Juga Mempengaruhi
1. Pekerja dipamerkan melalui jendela
Di Red Light District, pekerja dipamerkan melalui sebuah jendela atau etalase, di mana calon pembeli bisa melihat dari luar.
Namun, untuk memamerkan diri melalui jendela, para pekerja diharuskan membayar biaya sewa yang cukup tinggi.
Karena alasan inilah, beberapa PSK memilih untuk menjadi pemandu, sementara yang lain pensiun.
• Wow, Ini Titik-titik Tempat Mangkal PSK dan Waria di Kota Malang
2. Pekerja dilegalkan
Para PSK di Red Light District membayar pajak kepada pemerintah, sehingga mereka mendapatkan perlindungan.
Karena PSK dilegalkan, mereka memiliki panic button atau tombol panik di tangannya.
Jika terjadi kekerasan yang dilakukan pembelinya, PSk bisa dengan segera melaporkan pada polisi.
Selain itu, tenaga medis pun akan datang jika diperlukan.
• 6 Makanan Indonesia yang Sebenarnya Terinspirasi Kuliner Belanda, Pasti Nggak Nyangka!
3. PSK bisa menolak
Jika pekerja tidak tertarik pada pembelinya, mereka bisa menolak.
Mengingat ratusan orang datang ke Red Light District setiap harinya, pekerja bisa saja mendapatkan uang lebih dari pembeli lain.
• Lokalisasi Dolly di Surabaya Sudah Ditutup Sejak 2014, Inilah 4 Fakta yang Perlu Diketahui
4. Jalanan untuk selera yang berbeda
Terdapat sejumlah blok atau lingkungan di dalam kawasan Red Light District.
Masing-masing memiliki PSK tergantung pada preferensi klien.
Sehingga ada blok khusus untuk Belanda, Afrika, Asia, dan sebagainya.
• 5 Film Hollywood yang Syuting di Indonesia, Air Terjun Pulau Mursala Jadi Latar Film King Kong
5. Turis bisa ikut tur
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang undang-undang di Red Light District, ada banyak tur yang memberikan informasi.
Turis bisa mengajukan pertanyaan, dan pasti akan ada seseorang yang dapat menjawabnya dalam bahasa ibu yang digunakan turis tersebut.
Tur-tur ini bahkan menawarkan tips tentang cara berkomunikasi dengan PSK untuk meningkatkan pengalaman.
• Michael Rockefeller, Putra Miliarder AS yang Hilang di Belantara Papua, Ditemukan Potongan Kakinya
6. Mantan pekerja seks biasanya jadi pemandu tur
Beberapa tur di Red Light District biasanya dipandu oleh mantan PSK.
Mereka akan berbagi cerita dan pengalaman sambil menunjukkan tempat yang berbeda kepada turis.
Banyak yang mengklaim para pemandu ini cukup terbuka, bersemangat, memberi lelucon, dan membawa turis pada perspektif yang berbeda.
Turis pun tidak akan merasa canggung, justru menjadi melihat lebih dekat dengan komunitas lokal.
• 15 Meme #10yearschallenge atau 10 Years Challenge, Soroti Kesadaran Lingkungan dan Nokia
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul 6 Fakta Tentang Red Light District, Kawasan Prostitusi 'Premium' di Ibu Kota Belanda.