Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menteri Pertanian Memastikan Akan Balikkan Sejarah Impor Jagung Menjadi Ekspor

Menteri Pertanian Memastikan Akan Balikkan Sejarah Impor Jagung Menjadi Ekspor.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
SURYA/HANIF MANSHURI
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman didampingi Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati panen raya jagung di Modo, Rabu (6/02/2019). 

Sementara dari Mojorejo Kecamatan Modo ini ada 400 hektare.

Artinya sudah memasuki panen raya. Melihat harga di lapangan, harganya itu Rp 3.400 per kg sampai Rp 3.600 per kg. Sedang dua bulan lalu harganya Rp 5.600.

"Artinya harga sudah turun Rp 2.000 per kilo," katanya.

Nah karena justru ini, pihaknya khawatir dalam dua minggu ke depan harga semakin turun di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP).

Maka pihaknya mengupayakan mengajak Bulog untuk menyerap hasil panen petani.

Dan itu perintah Presiden, jangan biarkan petani merugi, tetapi peternaknya juga merasa untung.

"Itu kesepakatan kita dalam rapat," ungkapnya.

Satu bulan ke depan, atau maksimal dua bulan ke depan akan ekspor lagi.

Yang terpenting, menurut Amran adalah, dulunya impor 3,5 juta ton dari Amerika dan Argentina, hari ini sudah tunjukkan kepada dunia bahwa bisa ekspor, membalik impor menjadi ekspor.

Nilainya tidak kecil, kurang lebih Rp 10 triliun, dikali 3 tahun itu jadi Rp 30 triliun.

"Dan itu kerja keras kita semua," ungkapnya.

Karena tahun lalu 380 ribu ton, mudah-mudahan tahun ini bisa naik lagi sampai 500 ribu ton.

Dan itu tidak bisa dibantah, karena di beacukai, dikarantina ekspor 380 ribu ton.

Sekarang bagaimana meningkatkan lagi ekspor jagung ke depan. Bisa dilihat di lapangan pematang sawah ditanami jagung, itu menunjukkan bahwa cocok tanam jagung lagi menguntungkan petani.

Kemarin ada masalah yang harus diketahui publik dan ini harus klir.

Kenapa kemarin kita impor 100 ribu ton, padahal kita ekspor 380 ribu ton ?

Menurut Amran, karena perusahaan besar ini mengalihkan yang biasanya menggunakan campuran gandum dialihkan ke jagung. Karena nilai dolar naik Rp 2.000 rupiah.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved