Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Bocah Yatim Piatu Kelas 3 SD yang Berjualan Cilok hingga Larut Malam Demi Hidupi 2 Adiknya

Kisah bocah yatim piatu kelas 3 SD yang berjualan cilok hingga larut malam demi hidupi 2 adiknya.

Editor: Alga W
Tribun Jakarta/Jaisy Rahman Tohir
Muhammad Saputra (12), bocah cilik penjual cilok yang menjadi tulang punggung keluarga 

Kisah bocah yatim piatu kelas 3 SD yang berjualan cilok hingga larut malam demi hidupi 2 adiknya.

TRIBUNJATIM.COM - Wajah Muhammad Saputra selalu dihiasi senyuman saat menjual cilok di atas sepedanya.

Kehidupan yang dijalani Muhammad Saputra tidak seperti anak-anak di usia sebayanya yang menghabiskan waktu untuk bermain.

Bocah lelaki berusia 12 tahun itu harus berjualan cilok demi menghidupi kedua adiknya yang masih kecil.

Kisah Pilu 2 Anak Terpaksa Mengais Tempat Sampah Sekolah demi Makanan, Begini Penuturan Sang Ibu

Muhammad Saputra dan kedua adiknya, Renaldi Setiawan (7) dan Arsyad Nurardiansyah yang masih berusia 10 bulan ini merupakan yatim piatu.

Sang ayah meninggal dunia sekitar satu tahun lalu karena menderita sakit paru-paru.

Sementara itu, ibunya yakni Siti Nurhayati meninggal dunia ketika melahirkan si bungsu Arsyad.

Bocah yang kini duduk dibangku kelas III Sekolah Dasar (SD) itu berjualan cilok agar tetap bisa bersekolah dan memberi makan kedua adiknya.

Muhammad Saputra (12), bocah cilik penjual cilok tulang punggung keluarga
Muhammad Saputra (12), bocah cilik penjual cilok tulang punggung keluarga (Warta Kota/Zaki Ari Setiawan)

Kisah Pilu Masa Lalu Haruka Nakagawa, Lakukan Apa Saja Sendirian, Kini Senang Punya Banyak Teman

Ia tinggal di Jalan H Sarmili RT 02/02, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Di rumah sederhana yang berada di kawasan pengepul rongsokan, Saputra tinggal bersama satu kakak perempuan, Siti Julaiha (17) dan dua adiknya.

Siswa kelas III SD 01 Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, ini sebelumnya sempat mengamen hingga akhirnya berjualan cilok.

Saputra baru berjualan cilok sekitar dua bulan terakhir, berkeliling menggunakan sepedanya.

Viral Pemuda Jualan Tahu Keliling Pakai Jas dan Dasi, Langsung Jadi Idola Ibu-ibu, Omzet Melonjak!

Sudah dua bulan Putra merelakan waktu bermainnya untuk berjualan cilok tusuk menggunakan sepeda selepas pulang sekolah.

Bahkan, ia harus berjualan hingga larut malam demi mencari uang untuk kehidupan sehari-hari.

"Jualan cilok goreng buat beli susu adik," ujar Putra.

Sementara Putra berkeliling berjualan cilok mencari rupiah, sang kakak, Siti Julaiha (17), mengurus si bungsu di rumah.

Julaiha sudah menikah, dan suaminya bekerja sebagai sopir angkot.

Perilaku Jokowi Dipuji Yusuf Mansur, Sang Ustaz Akui Tak Ada Kenangan dengan Prabowo

"Habis sekolah dagang cilok, pulangnya bisa jam 12 atau jam 9 malam. Sampai Bintaro Xchange atau Bintaro Plaza," jelas Putra dikutip TribunnewsBogor.com dari Warta Kota.

Putra menambahkan, cilok-cilok itu ia jual seharga Rp2.000 per tusuk.

Jika dagangannya itu dibawa ke sekolah, teman-temannya pun sering ikut membeli ciloknya.

"Kadang bawa 100-200, kalau jual di sekolah lumayan laku," tambahnya.

Sepeda tua yang catnya sudah tak terlihat warnanya lagi itu dimodifikasi sedemikian rupa, agar di bagaian boncengannya bisa terpasang keranjang untuk membawa cilok.

Muhammad Saputra (12), bocah cilik penjual cilok tulang punggung keluarga
Muhammad Saputra (12), bocah cilik penjual cilok tulang punggung keluarga (Tribun Jakarta)

Viral Video Mengharukan Bocah Digendong Jokowi, Komentar Angel Karamoy Banjir Doa Warganet

Namun laiknya orang dagang, tidak jarang ciloknya tidak laku.

"Biasanya kalau nggak habis, dikasih ke tetangga," ujarnya.

Sang Kakak, Julaiha mengatakan, modal awal berjualan cilok itu sekitar Rp200 ribu.

Putra yang sekolah pada siang hari, akan diantarkan ciloknya oleh Julaiha pada pukul 14.30 WIB saat jam istirahat.

"Modalnya sekitar Rp200 ribu," ujar Julaiha yang sedang menggendong Arsyad di rumahnya.

Abiem Ngesti, Pangeran Dandgut yang Meninggal Tragis di Usia 16, Lagunya Jadi OST Film Hollywood

Pulang sekolah, pukul 17.00 WIB, bocah mandiri itu akan berkeliling sekitar Bintaro menjajakan cilok tusuknya menggunakan sepeda.

Satu di antara gurunya di SDN 01 Jurang Mangu Timur, Diah Indah Puspitasari menjelaskan, Putra merupakan sosok yang supel dan gampang bergaul dengan teman lainnya.

"Dasarnya anaknya baik, mudah bergaul, anaknya juga nurut," ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu (13/2/2019).

5 Potret Shakinah Azalea Napasha, Putri Pasha Ungu dan Okie Agustina yang Jarang Terekspos

Meski begitu, Diah yang pernah mengajar Putra mengaku, bocah 12 tahun itu memiliki kesulitan dalam membaca.

Jika berkaca pada umurnya, Putra seharusnya sudah berada di kelas 6 atau 1 SMP.

"Dia sempat tidak sekolah lama, terus lanjut sekolah lagi jadi masih kelas 3 SD sekarang," ujarnya.

"Dia bacaannya itu agak susah, tapi di sini dibantu kalau ada waktu kosong dibantu, dilancarin," lanjut Diah.

IPK Hampir Sempurna, Syamsiyah Anak Penjual Cilok Asal Surabaya Jadi Wisudawan Terbaik Unair

Dari informasi yang dikumpulkan, Putra sempat mengikuti orangtuanya ke Indramayu selama beberapa tahun sehingga meninggalkan sekolahnya.

Di sisi lain, menurut Diah, Putra memiliki kemampuan hitung-menghitung yang baik.

Berbeda dengan pelajaran lainnya yang mengharuskan untuk membaca.

"Matematikanya bagus, mungkin karena dia sudah dagang dari kecil ya," jelasnya.

Waduh, Bisnis Cilok Muncrat, Teman-teman Mulan Jameela Pernah Tolak Jualannya, Kenapa Ya?

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Pulang Larut Malam, Kisah Yatim Piatu yang Jualan Cilok Usai Pulang Sekolah Untuk Hidupi 2 Adiknya.

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved