Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wujudkan Ide Anak, Petani dari Lamongan Jadi Pengusaha Helm Retro, Buat Helm Anak Tayo Hingga Shiva

Wujudkan Ide Anak, Petani dari Lamongan Jadi Pengusaha Helm Retro, Buat Helm Anak Tayo Hingga Shiva.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
SURYA/HANIF MANSHURI
Sejumlah helm retro produksi Samsul yang tembus pasar Jakarta. 

Samsul melihat peluang membuat Helm-helm berdesain retro atau klasik ber-SNI masih terbuka lebar. Pertama hanya habis bahan kulit sintetis 2 meter.

"Alhamdulillah sekarang bisa menghabiskan 20 rol kulit sintetis (1 rol panjang 40 meter, red), " kata Samsul.

Pemahaman Samsul mendapatkan ilmu membuat helm, ternyata didapatkan secara otodidak, yaitu dengan belajar bongkar pasang Helm yang sudah ada.

Kini, dengan melibatkan setidaknya 75 pemuda desa, Samsul bisa membuat Helm Retro sebanyak 600 helm dengan berbagai ukuran mulai untuk anak hingga orang dewasa.

Kulit sintetis yang menjadi andalan helm produksi untuk berkarya memenuhi selera para pemesan dari luar kota.

Ada 12 varian produk helm retro yang berhasil diproduksi Samsul, dan varian itu akan terus berkembang tergantung selera pasar.

Yang paling laku, helm anak-anak yaitu helm Tayo, Shiva, Hello Kitty, Spiderman, anak muslim, dan Upin-Ipin.

Semua helm produk Samsul dikirimkan ke Jakarta dan dipasarkan secara online.

Sementara harga helm retro kreasinya beragam mulai Rp. 30 ribu (helm anak-anak, red) hingga Rp. 125 ribu untuk ukuran orang dewasa.

Keuletan Samsul menjalankan usaha ini, kini berbuah manis, keuntungan cukup besar dengan omset sekitar Rp 500 juta per bulan.

Samsul akan terus berkreasi untuk mengembangkan produknya ini.

"Obsesi saya, bagaimana helm produksi Lamongan ini bisa menembus pasar ekspor," katanya.

Sementara, Kepala Disperindag Lamongan, Muhammad Zamroni mengatakan, helm retro dari Desa Keben ini merupakan produk IKM yang potensinya luar biasa.

Zamroni bangga, karena ternyata Lamongan mampu membuat produk yang bisa diterima oleh pasar, tidak hanya lokal tapi justru laku keras di luar provinsi.

"Kita akan intens berkomunikasi untuk mendiskusikan apa yang perlu dilakukan oleh Pemkab Lamongan untuk membackup produk ini," katanya.

Apalagi industri rumahan ini telah mampu membuka lapangan kerja baru bagi para pemuda desa.

"Ada juga 15 penjahit yang dikerjakan di rumah masing-masing, mereka menjahit kulit helm. Ditambah 75 pemuda yang bekerja di tempat ini," kata Zamroni.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved