Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Anak-anak di Jatim Banyak Drop Out di Jenjang SMP, Khofifah : Harus Disisir dan Dievaluasi Sebabnya

Anak-anak di Jatim Banyak Drop Out di Jenjang SMP, Khofifah : Harus Disisir dan Dievaluasi Sebabnya.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Gubernur Khofifah Indar Parawansa di acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung SMA Budi Luhur dan Seminar Pendidikan di Pondok Pesantren Gading Mangu Perak, Jombang, Sabtu (2/3/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Angka partisipasi kasar di Jawa Timur masih ada di angka 7,4 persen.

Hal ini memuat arti bahwa anak-anak di Jawa Timur banyak yang drop out di kelas 1 dan 2 SMP.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap ke depan semua pihak bersinergi agar anak-anak Jawa Timur bisa berpendidikan minimal sudah lulus jenjang menengah atas.

Keinginan Pemkot Surabaya Alih Kelola SMA/SMK, Khofifah : Harus Mengubah Aturan UU Lebih Dulu

Gubernur Jatim, Khofifah Ingin Buat Stadium Olahraga Sekelas Old Trafford

Target itu bisa ditunjang dengan semakin aktifnya peran swasta ikut memajukan pendidikan di Indonesia khususnya Jatim dalam hal pengembangan SMA/SMK.

"Angka partisipasi kasar kita masih 7,4 yang artinya anak-anak di semester 1 kelas 2 SMP banyak yang DO.

Apresiasi Prestasi Juara Piala AFF 2019, Khofifah Beri Uang Saku Pemain Timnas U-22 Asal Jatim

Karenanya dengan banyaknya pengembangan SMA/SMK, maka penanda bahwa tidak ada lagi anak SMP yang DO," ungkap Khofifah di sela acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung SMA Budi Utomo dan Seminar Pendidikan di Pondok Pesantren Gading Mangu Perak, Jombang, Sabtu (2/3/2019).

Menurutnya, titik-titik dimana anak-anak masih sering DO harus disisir bersama dan dievaluasi penyebabnya.

Selain itu, peran pemerintah, swasta dan orang tua sangat diperlukan sebagai penyemangat untuk bisa memastikan bahwa anak-anak di Jatim bisa sekolah setinggi-tingginya.

"Ketika kita bicara tentang negara maju atau revolusi industri 4.0, maka pendidikan merupakan faktor yang paling utama," terang Gubernur Khofifah.

Khofifah menambahkan, pendidikan SMA/SMK merupakan masa krusial sebelum transisi ke perguruan tinggi.

Terlebih dalam hal pendidikan karakter kebangsaan dan spiritual yang kuat sebagai dasar atau pondasinya.

"Pendidikan karakter ini harus kita introduksi sebagai unsur mulia ke dalam bahan ajar, sehingga generasi kita semakin berkualitas dan berdaya saing," urai Khofifah yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Kerja ini.

Menurutnya, pendidikan karakter saat SMA menjadi penting bagi generasi millenial karena besarnya pengaruh dari luar khususnya lewat gadget.

Karenanya, lewat nilai karakter kebangsaan anak-anak akan bisa saling menghargai, menghormati, dan mengasihi antar sesama.

"Salah satu ciri kuat millenial yakni no gadget no life, yang di dalamnya ada nilai positif juga negatif. Oleh sebab itu, kita harus mampu memilah dan memilihnya dengan baik," pintanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved