5 Fakta Menarik Ogoh-ogoh yang Identik dengan Perayaan Nyepi, Ternyata Punya Makna Tersembunyi
Fakta tentang ogoh-ogoh yang identik dengan perayaan Nyepi, punya makna tersembunyi.
Fakta tentang ogoh-ogoh yang dentik dengan perayaan Nyepi, punya makna tersembunyi.
TRIBUNJATIM.COM - Hari Raya Nyepi 2019 jatuh pada Kamis 7 Maret 2019 dan akan dirayakan oleh umat Hindu.
Berbicara tentang Hari Raya Nyepi tentunya tak terlepas dengan ogoh-ogoh.
Pasalnya, Hari Raya Nyepi selalu identik dengan ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh biasa ditampilkan dalam sebuah parade, pawai, atau festival.
Seperti di Malang Jawa Timur.
• Kumpulan Ucapan Hari Raya Nyepi 2019, Cocok Dibagikan di Media Sosial Facebook hingga Instagram
Tidak kurang dari 40 ogoh-ogoh siap diarak keliling Desa Glanggang, Pakisaji, Malang, Kamis (15/3/2018).
Itu dilakukan sebagai persiapan menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 17-18 Maret 2018 mendatang.

Bermacam-macam bentuk dan warna ogoh-ogoh yang dirangkai dan dihias untuk menyambut Hari Raya Nyepi.
Mulai dari bentuk raksasa besar berwana kuning hingga raksasa yang menyerupai naga berwarna ungu.
Ogoh-ogoh memang dikenal berbentuk menyeramkan.
• Bandara Juanda Tetap Operasi Normal Saat Nyepi, Tapi Kegiatan Operasional ke Bali Terhenti 24 Jam
Namun, ogoh-ogoh ternyata memiliki berbagai fakta unik lho.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ulasannya:
1. Asal nama ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh sesungguhnya merupakan gambaran akan bhuta kala yang diwujudkan ke dalam suatu bentuk.
Bhuta kala berasal dari kata "Bhuta," artinya sesuatu yang sudah ada dan "Kala," artinya kekuatan atau energi.
Dalam ajaran Hindu Dharma, butha kala mempresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Bhuta kala sering digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Rakshasa, seperti naga dan gajah.
Dilansir dari Bobo (grup TribunJatim.com), penamaan ogoh-ogoh sendiri berasal dari sebutan dalam Bahasa Bali yaitu "Ogah-Ogah" yang artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan.
• Jelang Perayaan Hari Raya Nyepi, Begini Makna Upacara Melasti Bagi Umat Hindu di Kabupaten Malang
2. Simbol energi negatif
Kemunculan ogoh-ogoh merupakan suatu bentuk simbolisasi.
Ogoh-ogoh dikatakan menyimbolkan energi-energi negatif sang bhuta kala, dengan perwujudan menyeramkan untuk dipralina (dilebur) dengan air maupun api.
Hal ini ditandai dengan dibakarnya ogoh-ogoh setelah selesai diarak.
3. Makna tersembunyi
Ogoh-ogoh merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia, sehingga pengarakannya dilakukan di berbagai lokasi di sekitar banjar atau desa dan melewati jalan-jalan utama sehingga tampak oleh semua warga.
Hal tersebut memiliki maknanya sendiri.
Dilansir dari TribunWow (grup TribunJatim.com), ogoh-ogoh yang dibangun secara bersama memberikan inspirasi atau ide kepada semua orang untuk bersedia melihat sifat-sifat negatif dalam diri kita dan menjadi terbuka karenanya.
Selain itu, ogoh-ogoh diarak keliling desa bertujuan agar setan-setan yang ada di sekitar desa itu ikut bersama ogoh-ogoh.
Karena setan-setan menganggap bahwa ogoh-ogoh merupakan rumah dan kemudian ikut dibakar oleh masyarakat.
• Wujud Toleransi, Umat Islam dan Kristen Bantu Buat 3 Ogoh-ogoh Untuk Nyepi di Desa Balun Lamongan
4. Banyak versi cerita
Terdapat banyak versi cerita mengenai awal mula munculnya tradisi ogoh-ogoh ini.
Pertama, ada yang mengatakan bahwa awal mula tercetus ide membuat pawai ogoh-ogoh ini berkaitan dengan ditetapkannya Hari Raya Nyepi sebagai hari raya nasional oleh Presiden RI sekitar tahun 1983.
Perayaan atas tersebut ditandai dengan dibuatnya seonggok benda mirip patung yang kini dikenal dengan nama ogoh-ogoh.
Pembuatan ogoh-ogoh pertama kali dilakukan di Br Abiantubuh, Kesiman dengan pemrakarsanya, yaitu Bapak I Made Jayadi.
Ketika itu bentuknya masih sederhana, tubuhnya yang terbuat dari ambu (daun muda dari pohon enau) ditambah dengan topeng seadanya.
• Jelang Perayaan Hari Raya Nyepi, Begini Makna Upacara Melasti Bagi Umat Hindu di Kabupaten Malang
Cerita lainnya menyebutkan bahwa ogoh-ogoh dikenal sejak jaman Dalem Balingkang, dimana pada saat itu ogoh-ogoh dipakai pada saat upacara Pitra Yadnya (upacara untuk menghormati leluhur).
Lalu, ada pula yang berpendapat bahwa ogoh-ogoh terinspirasi dari tradisi Ngusaba Ndong-Nding di Desa Selat Karangasem.
Informasi lain menyebutkan bahwa ogoh-ogoh muncul sekitar tahun 70an.
5. Ogoh-ogoh di era modern
Dikutip dari Tribunnews.com (grup TribunJatim.com), dalam perkembangannya, ogoh-ogoh ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. (TribunJatim.com/Ani Susanti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Hari Raya Nyepi 2018 - 5 Fakta Ogoh-ogoh yang Tak Banyak Diketahui, No 3 Ungkap Makna Tersembunyi