Berikut 5 Fakta Ecobrick, Batu Bata Ramah Lingkungan yang Ekonomis, Awet, hingga Tahan Air
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pamekasan mengungkapkan setidaknya ada lima manfaat dari ecobrick bagi lingkungan sekitar. Berikut faktanya!
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pamekasan, Amin Jabir mengatakan, dampak buruk dari limbah plastik sudah banyak dirasakan masyarakat dunia khususnya di Kabupaten Pamekasan.
Para aktivis lingkungan, kata Amin Jabir, juga berpikir bagaimana cara mengelola sampah plastik yang sepertinya tidak mungkin dihindari. Satu di antara solusi mengatasi masalah ini yaitu 'Ecobrick'.
Ecobrick jika diartikan ke Bahasa Indonesia adalah bata ramah lingkungan.
• Adu Gaya Syahrini Vs Luna Maya Saat Kenakan Dress yang Sama dengan Beyonce, Lebih keren Siapa?
• FIM Resmi Nyatakan Winglet Ducati Legal, Andrea Dovizioso Tetap Jadi Kampiun MotoGP Qatar 2019
Amin mengatakan, Ecobrick dianggap menjadi solusi masalah sampah plastik yang sederhana namun visioner.
Selain ramah lingkungan, rupanya ecobrick ini mempunyai berbagai manfaat.
Berikut 5 manfaat ecobrick menurut Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pamekasan:
1. Lebih ekonomis dan mudah dibuat karena hanya berbahan limbah botol dan plastik bekas
Kata Amin, membuat ecobrick sangat mudah dan sederhana.
"Kamu hanya perlu menyiapkan sampah plastik, botol plastik, dan stik (misalnya kayu atau sumpit) untuk memampatkan," ujar Amin Jabir kepada TribunMadura.com (grup TribunJatim.com), Rabu (27/3/2019).
Amin melanjutkan, isi botol dengan plastik hingga padat dan tidak berubah bentuk saat ditekan.
"Tutup kembali botol tersebut dan Selesai. Dengan langkah tersebut kamu sudah berhasil membuat satu buah ecobrick," jelasnya.
2. Ecobrick dapat mencegah plastik berakhir di pembuangan landfill
Amin menjelaskan, ecobrick yang nantinya bisa dimanfaatkan menjadi bahan bangunan otomatis tidak akan berakhir di pembuangan sampah.
"Pembuangan sampah konvensional (landfill) yang umumnya ada, hanya menumpuk sampah di biosfer dan semakin hari membutuhkan tempat yang luas dan bisa terus bertambah jika tidak dikelola," katanya.
Dengan memanfaatkan sampah menjadi ecobrick, kata Amin, limbah plastik akan menghasilkan sesuatu yang lebih aplikatif dan berguna.
3. Ecobrick bisa menjadi material bangunan yang kuat, awet, dan tahan air
kata Amin, ecobricks mempunyai sifat plastik itu yaitu awet, kuat dan anti air.
"Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa material ini tahan peluru Apabila digunakan sebagai material bangunan, pasti tidak kalah nyaman dengan bangunan yang dibuat dengan batu bata umumnya," ucapnya.
4. Ecobrick ditemukan pertama kali di Filipina oleh seniman asal Kanada yang tinggal di Indonesia
Amin menjelaskan, penemu dari ecobrick tersebut adalah orang Kanada.
"Dia adalah Rusel Maier, seorang seniman yang bekerja di Indonesia menyelesaikan projek ecobricknya. Ia menemukan ide ecobrick saat memikirkan apa solusi terbaik untuk mengatasi masalah polusi plastik di dunia. Penemuan itu terjadi saat ia berada di sebuah desa di lembah Sagada, Filipina," katanya.
• Ikuti IFW 2019, Desainer Asal Jatim Ulfa Mumtaza Bakal Angkat Busana Muslim Batik Khas Ponorogo
• Polda Jatim Bongkar Perdagangan Ilegal Satwa Komodo, Harganya Rp 500 Juta di Pasar Gelap Luar Negeri
5. Ecobrick sudah dimanfaatkan komunitas lingkungan untuk membangun berbagai bangunan
Sejak ditemukan, kata Amin, ecobrick mulai mengglobal dan diadopsi oleh berbagai komunitas peduli lingkungan.
"Dengan ecobrick, berbagai organisasi tersebut berhasil membangun fasilitas seperti sekolah, bangku taman, hostel dan sebagainya. Insyaalah nanti di Pamekasan akan diterapkan. Masih rencana," ucapnya.
Selain bisa digunakan sebagai bahan material bangunan, penggunaan ecobrick tersebut, kata Amin, sangat aplikatif sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan limbah plastik.
"Ecobrick merupakan solusi yang mudah murah dan bisa dibuat oleh siapa saja. Bahkan, bisa menjadi inspirasi untuk membangun rumah ramah lingkungan," tegasnya.