Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Blitar
UPDATE TERBARU Mayat Tanpa Kepala, Polisi Sudah Periksa 14 Saksi, Satu Di Antaranya ASN dari Nganjuk
UPDATE TERBARU Mayat Tanpa Kepala, Polisi Sudah Periksa 14 Saksi, Satu Di Antaranya ASN dari Nganjuk.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengungkapkan, penyidiknya baru saja periksa dua orang saksi baru.
Sehingga, total saksi dalam proses pengungkapan kasus ini sejauh ini sedikitnya berjumlah 14 orang.
"Dia kami periksa kemarin (kamis), sampai malam, kami sudah pulangkan saksi itu," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).
• UPDATE TERBARU Mayat Tanpa Kepala, Polisi Pastikan Motif Karena Asmara, Guru Budi Adalah Gay
• UPDATE TERBARU Mayat Tanpa Kepala, Ini Aktivitas Guru Budi, Status IG Sendiri Bukan Berarti Tak Laku
• UPDATE TERBARU Mayat Tanpa Kepala, Penyelidikan Diperluas, Polisi Duga Korban Dieksekusi di Kediri
Seorang saksi baru tersebut, ungkap Barung, adalah seorang ASN di lingkungan Kabupaten Nganjuk.
"Dia kami periksa dan kami uji alibinya," lanjut Barung.
• UPDATE Mayat Tanpa Kepala, Polisi Sebut Guru Budi Sempat Melawan Sebelum Dibunuh, Ada Luka di Lengan
Setelah beberapa jam proses pemeriksaan berlangsung, lanjut Barung, ternyata keterangan ASN tersebut terbukti konsisten sesuai dengan pernyataannya sejak awal.
"Saat kami uji alibinya, ternyata tidak ada hubungannya. Meskipun saksi mengaku pernah komunikasi dengan korban," katanya.
Artinya, alibinya yang menyatakan tidak ada kaitannya dengan tewasnya guru honorer tersebut, adalah benar.
"Ini benar, pada hari dan jam saat kematian korban, saksi tidak ada sangkutpautnya," tandasnya.
Kendati demikian, lanjut Barung, Polda Jatim akan terus gali informasi pada saksi tersebut.
Sekadar diketahui, sesosok mayat tanpa kepala ditemukan di dalam koper yang tergeletak di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019).
Mayat berjenis kelamin laki-laki itu bernama Budi Hartanto (28), warga Jalan Taman Melati, Tamansari, Kediri.
Ia dikenal pendiam, dan berprofesi sebagai guru kesenian di SDN Banjarmlati yang berstatus sebagai guru honorer.