Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penyebab Kematian Kartini Diungkap Suami, Sempat Alami Sakit Perut Hebat, Benarkah Diracun?

Suami Kartini ungkap detik-detik terakhir istrinya meninggal. Misteri soal kabar Kartini tewas diracun pun terungkap!

Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
tribunnews.com
RA Kartini, penyebab kematian Kartini terungkap 

Penyebab Kematian Kartini Diungkap Suami, Sempat Alami Sakit Perut Hebat, Benarkah Diracun?

TRIBUNJATIM.COM - RA Kartini meninggal di usia muda.

Tepatnya, saat usia RA Kartini baru mencapai 25 tahun.

Sejarah mencatat, Raden Ajeng Kartini meninggal disebabkan oleh preeklampsia.

Sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ.

REAL COUNT KPU PILPRES 2019 TERKINI, Prabowo Terus Kejar Suara Jokowi, Selisihnya Semakin Tipis

RA Kartini meninggal usai melahirkan anak pertamanya yang bernama Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat.

Menurut data, RA Kartini meninggal pada 17 September 1904, empat hari setelah kelahiran anak pertamanya pada 13 September 1904.

RA Kartini mati muda, meninggal di usia 25 tahun.

Meski begitu, tak semua sejarawan sependapat.

Jawaban Mahfud MD Saat Ditanya Apa Prabowo Boleh Deklarasi Sebagai Presiden Atas Hitungan Sendiri

Bahkan semacam teori konspirasi yang menyebut, sesungguhnya RA Kartini meninggal karena diracun.

Satu di antara faktor yang memperkuat dugaan tersebut adalah kondisi Kartini nan segar bugar pada saat 30 menit sebelum meninggal.

Menurut suami Kartini sekaligus Bupati Rembang Djojoadiningrat, setengah jam sebelum meninggal istrinya masih sehat bugar dan hanya mengeluh perutnya tegang.

Van Ravesteijn, dokter sipil dari Pati, datang dan memberinya obat.

Setelah itu, tiba-tiba ketegangan di perut Kartini menghebat dan 30 menit kemudian dia meninggal.

"Dalam pelukan saya dan di hadapan dokter."

Demikian kisah yang diceritakan dalam buku berjudul "Kartini, Sebuah Biografi" karya Sitisoemandari Soeroto yang rilis pada 1979.

Sekitar 4 hari sebelum ajal, Kartini melahirkan anak tunggalnya yakni Raden Mas Soesali.

Sebenarnya dokter langganan Kartini adalah Bouman, seorang dokter sipil di Rembang.

Sayang saat merasakan kontraksi satu hari sebelumnya Bouman keluar kota.

Karena dokter langganan tidak ada di tempat, suami Kartini terpaksa memanggil dokter Van Ravesteijn dari Pati untuk membantu persalinan istrinya.

Empat hari setelah persalinan, Van Ravesteijn datang untuk memeriksa Kartini.

Kondisi wanita yang terkenal dengan kumpulan surat berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" ini masih baik-baik saja.

Van Ravesteijn lantas meminta Kartini meminum obat.

TIPS CANTIK HARI INI - Tak Perlu Ribet, Empat Skincare Ini Bisa Bikin Wajah Kamu Selalu Flawless

Sekitar 30 menit setelah Ravesteijn pergi, tiba-tiba Kartini merasakan sakit perut yang menghebat.

Djojoadiningrat lantas menyuruh orang untuk memanggil sang dokter untuk kembali.

Namun Kartini tak tertolong lagi.

Kematian mendadak RA Kartini sontal menimbulkan rumor bahwa istri Bupati rembang tersebut meninggal karena diracun.

Dokter langganan Kartini, Bouman, bahkan sempat melakukan penyelidikan untuk mengungkap kematian yang misterius tersebut.

Dari hasil penyelidikan terungkap, Van Ravesteijn sesungguhnya bukanlah dokter yang dapat dipercaya.

Namun hasil penyelidikan tersebut sepertinya tidak cukup kuat untuk membuktikan teori bahwa Kartini meninggal karena diracun.

Atau minimal akibat tindakan malpraktik dokter.

Walhasil, sejarah resmi mencatat Kartini meninggal dunia karena sakit preeklampsia.

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved