Simak 8 Ibadah Utama Penghapus Dosa dan Berlipat Pahala di Bulan Ramadan
Bagi Umat Muslim, Simak 8 Ibadah Utama Penghapus Dosa dan Berlipat Pahala di Bulan Ramadan
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Umat Muslim sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan 1440 Hijriah, di mana seluruh umat Muslim di dunia akan melakukan ibadah puasa Ramadan.
Seperti yang telah diketahui, sejatinya bulan Ramadan adalah bulan yang suci dan mulia.
Pun pada bulan Ramadan adalah bulan yang penuh pengampunan dosa serta melimpahnya pahala bagi seluruh umat Muslim di dunia.
Sehingga Allah SWT mencurahkan karunia dan kasih sayangnya tepat pada bulan Ramadan.
• VIRAL Foto Baru Miyabi Beri Ucapan Jelang Ramadan ke Netizen Indonesia, Tampilannya Banjir Komentar
Selain menunaikan kewajiban ibadah Puasa, umat Muslim juga disarankan untuk melaksanakan ibadah-ibadah lainnya yang tentunya menjadi penghapus dosa.
Lantas apa saja ibadah utama penghapus dosa dan memiliki pahala yang berlipat di bulan Ramadan?
Berikut Tribunjatim.com sajikan penjelasannya yang dilansir dari Tribunjabar.com melalui berbagai sumber.
1. Puasa Ramadhan
Dalam bulan Ramadan umat Muslim akan menunaikan ibadah puasa. Selama berpuasa, umat Muslim berpuasa sejak sahur hingga berbuka. Sehingga dengan berpuasa, dosa-dosa umat muslim dapat terhapuskan sebgaiaman yang dijelaskan dalam hadist:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari & Muslim]
Selain untuk menghapus dosa, kewajiban ibadah puasa menghasilkan kegembiraan selama bulan Ramadan.
Dan yang paling penting, bau mulut orang yang berpuasa juga lebih wangi dari pada bau minyak kesturi di sisi Allah SWT, seperti yang dijelaskan dalam hadis berikut :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau minyak kesturi.” [HR. Muslim].
Selain menjalankan kewajiban ibadan puasa Ramadhan mulai dari menahan nafsu makan, minum, dan kebutuhan biologis, umat Muslim juga diwajibkan untuk menghindari segala perbuatan maksiat dan memperbanyak kesabaran.
2. Sholat malam (Tarawih)
Tak ketinggalan salat malam atau tarawih adalah ibadah dan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dijalani selama bulan Ramadan.
Bahkan diriwayatkan oleh ‘Aisyah RA bahwa Rasulullah tidak pernah meninggalkan shalat malamnya :
“Jangan tinggalkan shalat malam, karena sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau melemah maka beliau shalat dengan duduk.” [HR. Abu Dawud & Ahmad]
Keutamaan shalat malam atau Tarawih sama seperti puasa Ramadhan yaitu mendapatkan pengampunan dosa-dosa yang telah dikerjakan di masa lalu.
Hal tersebut sebagaimana hadis Nabi SAW berikut :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari & Muslim].
3. Shadaqah Ramadhan
selain itu, shadawah atau bersedekah di bulan suci Ramadan merupakan ibadah yang sangat disarankan bagi umat Muslim di dunia.
Bahkan diriwayatkan oleh Ibn Abbas RA bahwa Rasulullah lebih dermawan lagi saat bulan Ramadhan :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ (صحيح البخاري
"Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi saat ramadhan, ketika dijumpai Jibril (as), yang mengunjungi beliau setiap malam dibulan ramadhan, dan mengajarkan beliau saw Alqur’an, maka sungguh Rasulullah saw lebih dermawan dalam berbuat baik daripada angin yang berhembus” [HR. Bukhari]
Shadaqah memiliki keistimewaan tersendiri di bulan Ramadan karena siapa pun yang bershadaqah di bulan suci Ramadan, pahalanya akan dilipatgandakan.
Bershadaqah di bulan Ramadhan boleh berupa memberi makan dan memberi hidangan berbuka bagi orang yang berpuasa.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
“Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun.” [HR. Ahmad & Nasai]
Adapun hadits Salman Radhiyallahu ‘Anhu :
“Siapa yang memberi makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya, dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya.”
4. Membaca Al-Quran
Bulan Ramadhan merupakan bulan dimana Al-Quran diturunkan, yakni pada malam Lailatul Qadar.
Sehingga, amalan yang dianjurkan untuk lebih ditingkatkan di bulan Ramadhan adalah memperbanyak membaca Al-Quran.
Keutamaan membaca Al-Quran selain amalan yang dilipat gandakan, membaca satu huruf dalam Al-Quran akan diberikan sepuluh kebaikan.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut :
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala.” [Hadits Muttafaq ‘Alaih]
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ آلم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf.” [HR. At-Tirmidzi]
5. Duduk di Masjid Hingga Matahari Terbit
Duduk di masjid hingga matahari terbit merupakan satu dari kebiasaan-kebiasaan Rasulullah SAW sebagaimana yang dituliskan dalam hadis berikut ini :
Rasulullah SAW, apabila shalat Shubuh beliau duduk di tempat shalatnya hinga matahari terbit (HR. Muslim).
Selain itu diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“Siapa shalat Shubuh dengan berjama’ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua raka’at, maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.” [HR. Tirmidzi]
Pahala akan berlipat ganda di bulan suci Ramadan, bila berdiam diri selama di masjid hingga matahari terbit.
6. I'tikaf di akhir Ramadhan
Rasulullah SAW senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari terakhir, bahkan di tahun wafatnya, Rasulullah SAW beri'tikaf hingga 20 hari.
I'tikaf yang dijalankan merupakan ibadah yang didalamnya terkumpul macam-macam ketaatan, seperti shalat, doa, dzikir, tadarrus, dan yang lainnya.
I'tikaf merupakan aktivitas menyendiri yang disyariatkan agama, untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah dan melupakan sejenak aktivitas duniawi.
Orang yang menjalani I'tikaf disebut Mu'tikaf, dimana ia mengurung diri semata-mata untuk merenung, membersihkan diri, dan mengharap ridho dari Allah SWT.
7. Menghidupkan Lailatur Qadar
Malam Lailatur Qadar berada di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya.
Adapun malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya, sebagaimana diriwayatkan Muslim, dari Ubai bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu :
“Demi Allah, sungguh aku tahu malam keberapa itu, dia itu malam yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk shalat, yaitu malam ke-27.”
Adapun Ubai bersumpah atas itu dengan mengatakan,
“Dengan tanda dan petunjuk yang telah dikabarkan oleh Ramadhan Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada kami, matahari terbit di pagi harinya dengan tanpa sinar yang terik/silau.”
Malam Lailatur Qadar juga dijelaskan dalam ayat Al-Quran berikut ini :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS. Al-Qadar: 1-3]
Adapun pahala yang disebutkan dalam hadis berikut :
وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari imandan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari & Muslim]
Rasulullah SAW berusaha mencari Lailatul Qadar dan memerintahkan para sahabatnya untuk menanti Lailatur Qadar di setiap Ramadhan.
Rasulullah SAW juga senantiasa membangunkan keluarganya pada malam 10 hari terakhir dengan harapan mendapatkan Lailatur Qadar.
Dari ‘Aisyah, ia berkata:
"Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, apa yang harus aku baca? Beliau menjawab, “Ucapkan:
اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menyukai pemberian maaf maka ampunilah aku.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, dishahihkan Al-Albani).
8. Memperbanyak dzikir, doa, dan beristighfar
Sebaiknya menjalani bulan Ramadan, umat Muslim dianjurkan memperbanyak doa, dzikir dan meminta ampunan baik siang maupun malam.
Adapun waktu mustajab berdoa dalam 3 keadaan berikut :
Saat berbuka puasa karena seseorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang tak ditolak.
Sepertiga malam terakhir saat Allah turun ke langit dunia, sebagaimana dalam firmannya :
“Adakah orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia.”
Beristighfar pada waktu sahur, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah :
“Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Al-Dzaariyat: 18)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 8 Ibadah Utama Pelebur Dosa dan Berlipat Pahala di Bulan Ramadhan 1440 H yang Wajib Diketahui