Pendaftaran SBMPTN Dibuka 10 Juni, Ada Kesempatan 2 Pekan, Tak Perlu Panik Website Sulit Diakses
Calon pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) harus mulai meyiapkan pendaftaran yang dibuka pada 10 Juli 2019
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Calon pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) harus mulai meyiapkan pendaftaran yang dibuka pada Sejin (10 Juni 2019 di laman pendaftaran-sbmptn.ltmpt.ac.id).
Wakil Ketua I Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Prof Joni Hermana mengungkapkan di awal pendaftaran biasanya banyak pendaftar tergesa-gesa mendaftar.
Akibat diakses secara nasional, tak jarang website akan sulit dibuka. Namun, mantan rektor Institut Teknologi 10 Nopember ini menekankan agar peserta SBMPTN tidak perlu khawatir.
Yang pasti peserta harus memenuhi syarat dan ketentuan untuk mendaftar agar bisa lolos.
(Tak Lolos SBMPTN? Simak Inilah 6 Tips Memilih PTS Terbaik, Calon Mahasiswa Lihat Akreditasinya)
"Tidak perlu panik atau buru-buru mendaftar. Sebab pendaftaran masih panjang sekitar dua minggu,"urainya menanggapi kemungkinan sulitnya akses website di awal pendaftaran pada SURYA.co.id, Sabtu (8/6/2019).
Ia menegaskan pendaftar yang sudah mendaftar duluan tidak berarti akan mendapat prioritas.
Pasalnya, pendaftaran tidak mengenal kuota jadi walalupun daftarnya paling akhir di program studi tertentu, tetap bisa masuk.
"Rekapitulasi nilai UTBK gelombang kedua juga sudah dikeluarkan sebagai acuan pendaftar untuk melihat posisi nilai UTBKnya secara nasional,"urainya.
Menyadari posisi nilainya juga akan membantu memperkirakan prodi dengan keketatan tertentu yang bisa dipilih pendaftar.
"Yang bisa akses pergerakan nilai pendaftar hanya PTN. Jadi pendaftar belum bisa memantau persaingan nilainya saat mendaftar. Saya belum menerima adanya ketentuan lain dari Majelis Rektor"paparnya
Sementara itu, Ketua pusat UTBK Universitas Airlangga (Unair), Junalidi Khotib mengungkapkan yang perlu dicermati supaya peserta UTBK mendaftar di perguruan tinggi yang memang sesuai dengan passion dan kemampuan.
"Untuk passing grade SBMPTN, Unair hanya bisa memberikan ilustrasi berdasarkan tahun 2018. Namun hal ini bukan menjadi acuan tetap penerimaan grade tahun ini, karena sistem UTBK yang baru membuat siapapun bisa melihat nilainya dan menentukan prodi yang dimungkinkan untuk dimasuki,"urainya.
Di Unair, pada 2018 ada sebanyak tiga cluster prodi berdasarkan grade nilai yang diterima, baik soshum maupun saintek.
Yaitu untuk bisa lolos, cluster A nilai minimum 725, cluster B nilai minimum 625, dan cluster C nilai minimum 575.
"Nilai itu, diambil dari pengalaman SBMPTN pada tahun 2018. Tahun 2019 ini, kemungkinan ada geseran di masing-masing program studi. Namun, angka tersebut bisa menjadi acuan peserta yang akan mendaftar SBMPTN tahun ini,"lanjutnya.
(QuickRank, Aplikasi Simulasi Prodi SBMPTN 2019 Buatan Unej Ini Bisa Prediksi Peluang Peserta Lolos)
Dalam penerimaan mahasiswa, masing-masing program studi memiliki spesifikasi tertentu.
Ia menegaskan calon mahasiswa harus mempertimbangkan betul nilai-nilai yang didapat dalam setiap sub-tes, sehingga sesuai dengan prodi yang dituju.
"Misalnya, untuk program studi kedokteran, nilai yang akan diambil adalah nilai potensi skolastik, biologi, kimia. Sementara untuk prodi ilmu komputer, nilai yang akan diambil adalah potensi skolastik, matematika, dan fisika. Ini sudah disepakati secara nasional,"urainya.
Semua peserta yang mendaftar SBMPTN, dikatakannya akan diranking secara nasional, dan ranking tertinggi pasti akan diambil sesuai kuota masing-masing program studi.
"Selain itu, siswa harus melihat data statistik nasional. Dengan statistik nasional dia bisa melihat rata-rata nilai di tingkat nasional. Data tersebut dapat dilihat di laman LTMPT,"pungkasnya.
Reporter: Surya/Sulvi Sofiana
(Tak Lolos SBMPTN? Simak Inilah 6 Tips Memilih PTS Terbaik, Calon Mahasiswa Lihat Akreditasinya)