Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Emosi Soekarno Meledak Saat Diperlakukan Tak Etis di Gedung Putih, Presiden Amerika Sampai Ketakutan

Wajah Presiden Amerika Serikat terlihat ketakutan saat Soekarno marah. Semua bermula dari perlakuan yang tak etis

Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
Grid.id/ Hall Family Foundation
Emosi Soekarno Meledak Saat Diperlakukan Tak Etis di Gedung Putih, Presiden Amerika Eisenhower Sampai Ketakutan 

Yang justru harus dibuang dan dipenjara oleh pemerintah yang baru.

"Saya ikhlas dibuang, dipenjara, karena saya yakin, suatu saat kita akan punya negara dan bangsa, itu yang diceritakan Bung Karno kepada kami, anak-anaknya," ujar Ketua Umum PDI Perjuangan ini.

Ketika Bung Karno meninggal, Megawati menceritakan keluarga tidak menyetujui untuk dimakamkan di Blitar.

"Tetapi karena pada waktu itu pemerintahan begitu keras, jadi seluruh keluarga akhirnya merelakan untuk dimakamkan di sini," lanjutnya.

Ketika jenazah Bung Karno sampai di Kota Blitar, Megawati mengatakan banyak rakyat yang datang untuk mengantarkan jenazah Bung Karno.

"Padahal waktu itu, masyarakat tidak boleh banyak yang datang dan sangat dijaga dengan kuat, tetapi saya masih ingat arus dari rakyat itu tidak ada yang bisa membendung, karena rakyat memang mencintai beliau," kata Megawati sambil menyeka air matanya.

Bahkan tidak cukup sampai di situ, Megawati menganggap telah terjadi De-Soekarnoisasi, yang bertujuan untuk menghilangkan ide dan gagasan yang telah dibangun oleh Bung Karno, di negara yang telah dimerdekakannya sendiri.

Permintaan khusus Soekarno

Jauh sebelum wafat, Soekarno pernah mengemukakan keinginannya, atau permintaan khususnya, tepatnya terkait pemakamannya.

Itu seperti yang ditulis oleh Cindy Adams dalam bukunya "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat".

Saat itu, Soekarno mengatakan dia telah berpesan kepada teman-temannya agar tidak menguburkannya seperti Gandhi.

"Teman akrabku, Pandit Jawarhal Nehru, membangun kuburan Gandhi dengan segala macam hiasan. Ini terlalu mewah. Kalau aku, kubikin buat Gandhi suatu tempat istirahat dengan pohon-pohon, dengan burung-burung dan sebuah taman," kata Soekarno dalam buku itu.

Menurutnya, hal itu kembali kepada kesederhanaan, serta kembali kepada alam dan nilai-nilai dasar dari manusia.

Soekarno melanjutkan, walaupun Gandhi seorang pemimpin dunia, dan harus diberi kehormatan, dia yakin Gandhi sama sekali tidak menginginkan hal itu.

"Aku juga tidak mau begitu. Aku mendambakan bernaung di bawah pohon yang rindang, dikelilingi oleh alam yang indah, di samping sebuah sungai dengan udara segar dan pemandangan bagus. Aku ingin beristirahat di antara bukit yang berombak-ombak dan di tengah ketenangan," ucap Soekarno.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved