Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kesaksian Irfansyah Diperintah Kivlan Zen Bunuh Yunarto Wijaya,Kivlan: Saya Kasih Uang Rp 5 juta

Ini pengakuan Irfansyah yang mendapat perintah Kivlan Zen untuk membunuh pimpinan lembaga survei, Yunarto Wijaya

Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Adi Sasono
Youtube Kompas TV
Pengakuan Irfansyah diperintah Kivlan Zen untuk membunuh Yunarto Wijaya 

TRIBUNJATIM.COM - Tersangka Irfansyah adalah salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal. Ia mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya.

Pengakuan tersebut disampaikan langsung oleh Irfansyah melalui sebuah rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.

Dinilai Ada Kejanggalan, Kuasa Hukum Kivlan Zen Siapkan Praperadilan dan Penangguhan Penahanan

Irfansyah mengaku dua hari setelah Pemilihan Umum 2019 atau 19 April 2019, dirinya ditelepon oleh Armi untuk bertemu Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah.

Saat Irfansyah ditelepon Armi untuk bertemu Kivlan Zen, ia sedang bersama Yusuf di pos sekuriti Peruri seperti yang dilansir dari Kompas TV.

Lalu, keesokan harinya Irfansyah mengajak Yusuf untuk bertemu dengan Kivlan Zen ke Masjid Pondok Indah.

Mereka lantas mulai bergegas menuju Masjid Pondok Indah dengan mengendarai mobil Ertiga milik Yusuf pada pukul 13.00 WIB.

Sesampainya di Masjid Pondok Indah, Irfansyah dan Yusuf memarkirkan mobilnya di halaman parkir masjid.

Kemudian, Irfansyah dan Yusuf menunggu Armi datang menghampiri mereka. Namun, tak lama kemudian Armi datang mengendarai sepeda motor.

Setelah itu, Armi, Irfansyah dan Yusuf masih menyempatkan diri untuk duduk sembari minum kopi dan makan.

Saat itu mereka masih menunggu kedatangan Kivlan Zen, hingga beberapa menit kemudian Kivlan datang menggunakan mobil yang dikemudikan sopirnya, Eka.

Irfansyah menjelaskan, Kivlan Zen sempat salat terlebih dulu di Masjid. Setelah itu, Irfansyah dipanggil Armi agar masuk ke dalam mobil Kivlan lantaran kala itu Kivlan sedang sendirian di dalam mobil.

Di dalam mobil tersebut, Kivlan Zen tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Yunarto kepada Irfanyah sekaligus memberi tahu alamat Jalan Cisanggiri 3 No. 11, Kebayoran Baru, Jakarta.

"Pak Kivlan berkata kepada saya, 'coba kamu cek alamat ini. Nanti kamu foto dan videokan'. 'Siap', saya bilang," cerita Irfansyah.

Irfansyah mengaku, Kivlan Zen akan memberikan uang Rp 5 juta untuk operasional.

“Lalu Beliau berkata lagi nanti saya kasih uang operasional Rp 5 juta cukuplah untuk bensin, untuk makan dan uang untuk kendaraan,”

"Beliau berkata kalau ada yang bisa eksekusi saya jamin anak dan istrinya serta liburan kemana pun," lanjut Irfansyah.

Irfansyah dipersilahkan keluar dari mobil oleh Kivlan Zen dan Kivlan Zen memerintahkan Eka untuk mengambil uang operasional sebanyak Rp 5 juta untuk Irfansyah.

Setelah uang ditermia, Irfansyah dan Yusuf pun pulang dengan mengendarai mobil Yusuf.

Hingga pada keesokan harinya, Irfansyah dan Yusuf langsung survei ke lokasi yang diperintahkan Kivlan Zen di Jalan Cisanggiri 3 No. 11, Kebayoran Baru, Jakarta sekitar pukul 12.00 WIB.

Sesampainya di sana, denga menggunakan ponsel milik Yusuf, mereka merekam dan mengambil gambar kantor milik Yunarto Wijaya.

"Foto dan video dikirim ke HP saya, saya kirim ke Armi. Armi jawab 'oke mantap'," ujar Irfansyah.

Pada keesokan harinya, Armi datang ke pos sekuriti Peruri.

“Senjata kamu di mana?” tanya Irfansyah kepada Armi.

“Saya gadai bang, karena untuk bayar kontrakan dan untuk kebutuhan rumah tangga. Kan pelurunya ada 2 yang saya titipkan kemaren sama abang waktu di Bogor,” jawab Armi.

Irfansyah dan Yusuf kembali mensurvei kedua kali pada keesokan harinya pukul 12.00 WIB.

Mereka kembali merekam suasana kantor tersebut dan mengirim gambar serta video ke Armi.

"Tapi Armi tidak pernah menjawab lagi," ujarnya.

Setelah itu, keduanya kembali ke pos sekuriti. Mereka menyangka bahwa tugas sudah selesai.

"Sisa uang operasi kami bagi-bagi," ujarnya.

Pada Jumat, 19 Mei 2019 pukul 20.00 WIB, Irfansyah kemudian ditangkap pihak kepolisian berpakaian layaknya preman.

Pengakuan Irfansyah
Pengakuan Irfansyah (Youtube Kompas TV)

Peran Kivlan Zen 

Polisi membongkar peran dan hubungan Kivlan Zen dengan para tersangka kepemilikan senjata api ilegal untuk aksi 22 Mei.

Bahkan, Polri memiliki banyak foto pertemuan Kivlan Zen dengan para tersangka di sejumlah tempat untuk merumuskan eksekusi tokoh nasional.

Polisi pun membeberkan peran-peran Kivlan Zen dan hubungannya dengan Helmi Kurniawan alias Iwan dan eksekutor lain seperti Tajudin, Azwarmi, dan Irfansyah.

"Tersangka KZ berperan memberikan perintah kepada tersangka HK alias I dan tersangka AZ untuk mencari eksekutor pembunuhan," ujar Ade.

Kompas TV yang menyiarkan langsung konferensi tersebut, polisi menyebut peran Kivlan Zen berikutnya memberi uang Rp 150 juta kepada Iwan untuk membeli beberapa pucuk senjata api.

Setelah Iwan berhasil membeli empat pucuk senjata api, Kivlan Zen masih menyuruhnya mencari satu senpi laras panjang lainnya karena yang ada belum memenuhi standar.

"Kemudian memberikan TO, target-target yang tadi, yang akan dieksekusi atau dibunuh, yaitu empat orang tokoh nasional dan satu orang pimpinan lembaga survei," sambung Ade.

Tak cukup di situ, Kivlan Zen pun memberikan uang Rp 5 juta kepada tersangka Irfansyah untuk mengintai Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Ponsel sebagai media komunikasi Kivlan Zen dengan para eksekutor pun sudah disita polisi.

Pengakuan para eksekutor diputar 

Turut hadir dalam konferensi pers Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.

Salah satu rekaman yang diputar adalah pengakuan tersangka Iwan. Ia mengakui bersama Tajudin alias Udin bertemu Kivlan Zen di Kelapa Gading.

Iwan sangat menghormati Kivlan Zen sebagai mantan atasan dan seniornya.

"Saya diamankan polisi pada tanggal 21 Mei terkait ujaran kebencian dan kepemilikan senjata api dan ada kaitannya dengan senior saya, jenderal yang saya hormati dan saya banggakan yaitu bapak Mayor Jenderal Kivlan Zen," aku Iwan.

Pertemuan Iwan dan Udin dengan Kivlan Zen berlangsung Maret di Kelapa Gading. 

Dalam pengakuannya, Iwan menyebut Azwarmi atau Armi adalah ajudan dan orang dekat Kivlan Zen. 

Armi ini yang memegang senjata Mayer dan ladies gun.

"Mayer saya percayakan ke saudara Armi adalah sebagai pengawal, ajudan dan sekaligus drivernya bapak Mayjen," ungkap Iwan.

Sementara Tajudin mendapat instruksi dari Iwan untuk membunuh empat tokoh nasional di atas dan mendapat uang total Rp 55 juta untuk mengeksekusi target.

Polisi sudah menetapkan Kivlan Zen sebagai tersangka dan menahannya dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal. Ia ditahan di rumah tahanan Guntur, Jakarta.

Parkiran Masjid Pondok Indah

Rencana pembahasan eksekusi tokoh nasional yang disampaikan Kivlan Zen kepada Iwan dan Tajudin tak hanya berlangsung di Kelapa Gading.

Namun, ada juga tempat lain di mana Kivlan Zen bertemu dengan tersangka Iwan, Irfansyah dan tersangka Yusuf yang kini buron.

Polisi pun membeberkan beberapa gambar pertemuan Kivlan Zen dengan tersangka lain. 

"Tersangka I, tersangka Y, tersangka AZ dan tersangka KZ itu bertemu di parkiran Masjid Pondok Indah," ungkap polisi.

"Di sinilah tersangka KZ memerintahkan tersangka I dan Y untuk mengintai dan melakukan observasi terhadap target direktur lembaga survei tadi," ungkap Ade.

Menurut hasil penyidikan polisi, Kivlan Zen menunjukkan foto target Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya kepada tersangka Irfansyah.  

"Kemudian tersangka KZ memberikan uang sebesar Rp 5 juta untuk operasional (kepada Irfansyah, red)," sambung dia.

Sementara gambar lain yang menjadi petunjuk polisi adalah tersangka Irfansyah dan Yusuf sudah dua kali mensurvei, memfoto dan memvideokan kantor lembaga survei Charta Politika.

"Sudah survei dua kali dan foto-foto dan video-video survei sudah dilaporkan ke tersangka KZ. Itu di Jalan Cisanggiri, kantor lembaga survei menggunakan mobil," beber dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Inilah Politikus Pendana Kivlan Zen untuk Digunakan Anak Buahnya Beli Senjata Api, 

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved