Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tim Robotika ITS Surabaya Kembali Raih Juara Umum di Kontes Robot Indonesia 2019, Kalahkan ITB

Gelaran Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 berhasil menjadi ajang pembuktian kemampuan di bidang robotika bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Tim ITS dinobatkan sebagai juara umum KRI 2019 yang diumukan di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang, Minggu (23/6/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gelaran Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 berhasil menjadi ajang pembuktian kemampuan di bidang robotika bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Pasalnya ITS kembali memborong juara dan mempertahankan gelar juara umum di KRI 2019.

Pada kontes robot yang diikuti 64 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia ini, Tim Robotika ITS berhasil menjuarai di tiga kategori lomba dan dinobatkan sebagai juara umum KRI 2019 yang diumukan di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang, Minggu (23/6/2019).

ITS Surabaya Beri Penghargaan 23 Mahasiswa Penghafal Alquran, Rektor: Ini Bentuk Motivasi ke Lainnya

ITS Surabaya Buka 2 Program Baru World Class University, Pendaftaran Dibuka Mulai Juni 2019

Salah satu tim yang berhasil mendapat juara yaitu Tim Iris ITS yang meraih predikat juara 1 di kategori Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) beroda.

Tim ini mengalahkan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) di semifinal dengan skor 3-0 dan mengalahkan tim dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) di final dengan skor telak 4-0.

Ketua Tim Iris, Muhammad Revo Khairullah mengatakan, dirinya bersama tim sangat bersyukur dengan kemenangan ini.

Karena kemenangan in sudah ia dambakan dengan tim Iris sejak divisi KRSBI beroda ada yaitu tahun 2017.

"Pada tahun 2017 kami harus tersingkir di 8 besar, di tahun 2018 kami harus puas dengan posisi runner up dan Alhamdulillah di tahun ini kami bisa merealisasikan juara 1 ini," tutur mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS ini.

Dengan hasil tersebut, tim Iris semakin mantap untuk mengikuti kejuaraan internasional Robocup 2019 awal Juli mendatang di Australia bersama dengan tim Ichiro di kategori Robosoccer Humanoid.

Tim Iris juga berhasil mendapat untuk juara sebagai desain terbaik dan strategi terbaik di KRI 2019 di kategori KRSBI Beroda.

"Hasil dari pengalaman dan evaluasi teknis di KRI ini akan kami jadikan bekal di ajang internasional nanti, agar lebih matang lagi persiapan tim kami," jelas mahasiswa yang kerap disapa Revo tersebut.

Sementara itu pada divisi Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), tim Vi-Rose juga mendapatkan juara 1 setelah dapat melaju ke delapan besar dengan perolehan poin tertinggi 74.8 poin.

"Gerakan tubuh Vi-Rose semakin gemulai ketika berhasil menembus babak empat besar dan harus bersaing melawan tim dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD), dan Universitas Tadulako Palu (UNTAD)," ujar ketua tim Vi-Rose, Nafis Taqiyudin.

Tak cukup di situ, pada acara penutupan KRI 2019 Vi-Rose juga dinobatkan sebagai desain terbaik untuk robot seni tari di KRI 2019.

"Vi-Rose terakhir menang 2012 dan ini adalah juara yang sudah kita harapkan dan persiapkan sebelum kita berangkat ke sini, Alhamdulillah dan kami mendapatkan bonus sebagai Desain Terbaik untuk robot kami," ungkap Nafis.

Untuk divisi Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), robot Risma dari tim ITS berhasil menempati juara ketiga setelah menumbangkan tim dari Universitas Islam Sultan Agung pada saat perebutan juara ketiga dengan perolehan nilai penuh.

Risma tak dapat melangkah ke final setelah sebelumnya robot berkakinya harus retry dua kali ketika melawan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Namun mereka berhasil finish dengan jeda waktu yang sangat berdekatan.

Ketika melawan ITB, tim ITS memang kalah dalam sisi waktu melewati rintangan yang berbentuk tali, karena dari sisi bentuk kaki robot sudah berbeda.

Tim lawan berkaki seperti tank yang datar serta lebih kokoh, dan bisa melewati tali dengan mudah.

"Namun, tim kami mengikuti standar peraturan yang ada sesuai arahan dari tingkat regional kemarin, bahwa kaki robot harus empat dan menyerupai kaki kuda," terang ketua tim Risma, Ahmad Auril Barelvi, mahasiswa Departemen Teknik Fisika ITS tersebut.

Sementara itu untuk tim Abinara-1 di kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) harus puas di posisi ke 10 setelah pada sesi ketiga robot tidak berhasil memadamkan api.

"Kami masih mengevaluasi kelemahan robot di sesi ketiga ini apa yang menyebabkan robot tak dapat memadamkan api. Tahun selanjutnya kami akan mencoba lebih baik lagi," ungkap ketua tim Abinara-1, Reza Pahlevi.

Pada kategori terakhir yaitu KRSBI Humanoid, tim ITS Ichiro tidak berhasil melewati babak perempat final.

Meski demikian, dari hasil perolehan juara itu semua, Tim Robot ITS dapat mempertahankan gelarnya sebagai Juara Umum di KRI 2019 ini.

Setelah di KRI 2018 tahun lalu ITS juga berhasil meraih juara Umum.

Direktur Kemahasiswaan ITS, Darmaji yang menerima piala kebanggaan KRI 2019 mengatakan dirinya sangat percaya kepada para mahasiswa akan semangat dan tekad juara yang dimiliki oleh tim ITS.

Namun dirinya juga berpesan, agar juara ini tidak menjadikan tim 'jumawa' dan bertinggi hati.

Tetap terus berlatih dan mengevaluasi setiap kekurangan yang ada pada perlombaan kali ini.

Agar tahun depan tim Robot ITS dapat meraih prestasi yang lebih maksimal lagi.

"Pesan saya kepada para mahasiswa, setelah ini agar fokus kembali mempersiapkan diri dan robot, mengingat bulan depan tim robot ITSbakan berlomba di Robocup Competition 2019 di Australia. Sehingga kita kembali bisa mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia seperti tahun lalu," ujarnya.

Program D3 Dihapus, ITS Surabaya Buka 7 Program Studi Baru Sarjana Terapan, Berikut Rinciannya!

Mahasiswa ITS Surabaya Bikin Aplikasi Kuma, Bisa Bantu Pelaku UMKM Cari Konsumen Lewat Smartphone

Darmaji juga berpesan, agar semua tim mempersiapkan adik-adik tingkatnya dan menularkan ilmunya.

Karena proses regenerasi itu sangat penting untuk mempertahankan gelar juara yang ada.

Mengingat setiap tahun para senior pasti sudah ada yang menyelesaikan studinya. (Surya/Sulvi Sofiana)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved