Klarifikasi Galih Ginanjar & Barbie Kumalasari Soal Kasus Ikan Asin: Ya Perumpamaan Makanan

Barbie Kumlasari mengaku tidak khawatir sama sekali dan menyerahkan kasus Galih Ginanjar ke proses hukum.

“Khawatir enggak. Yang namanya hukum itu kana da prosesnya jadi kita jalani saja prosesnya dulu,” jawab Barbie Kumalasari dengan tenang.

Karena sedari tadi Galih Ginanjar hanya terlihat diam, Raffi Ahmad bertanya soal pembuatan konten video yang membuat Galih Ginanjar viral.

Galih Ginajar menyebut tidak mendapat konfirmasi dari Pablo Benua dan Rey Utami sebelum video diunggah.

“Biasanya kalo proses pembuatan video ada editing dan ada konfirmasi sebelum naik. Tapi untuk video ini saya ga dapat konfirmasi akan ditayangkan,”

Belum selesai berbicara, Barbie Kumalaari kemudian memotong perkataan Galih Ginanjar dan menambahkan bahwa video tersebut tak langsung tayang, ada jeda waktu dari proses syutingnya.

Barbie Kumalasari lantas memberikan penjelasan soal kasus ‘bau ikan asin’ tersebut.

• Sutopo Purwo Dimakamkan di TPU Sasonolayu Diwarnai Tangisan Ayah, Pesan Terakhir: Doakan Saya Sembuh

“Jadi yang dipikirkan Galih itu tidak negatif banget seperti yang viral sekarang ikan asin ini diumpakan sebagai organ intim,” timpal Barbie Kumalasari.

"Ikan asin itu tergantung opini orang, Galih merasa tak menyindir apapun," lanjut Barbie Kumalasari.

Ia menambahkan, sebenarnya yang dimaksud 'ikan asin' tersebut bukanlah apa yang dipikirkan orang sekarang.

"Galih bilang ikan asin itu ya ketika dia bilang tudung saji, ya ada ikan asin ya perumpamaan makanan," sambungnya.

Raffi Ahmad kemudian bertanya-tanya apa yang membuat Galih Ginanjar menceritakan mantan istrinya, Fairuz A Rafiq.

"Kan saya sebagai narasumber ditanya, terus saya jawab, udah gitu aja," jelas Galih Ginanjar.

Lalu Barbie Kumalasari mengaku sempat keberatan dan khawatir akan video yang sudah terlanjut tayang dan viral.

Maka, ia meminta Rey Utami dan Pablo Benua menghapus video tersebut.

• Pertunangan Tsamara Amany & Ismail Fajrie Alatas Dikomentari Sujiwo Tejo, Sentil Sejarah Tasawwuf