Pembudidaya Ikan Mas Koki di Kabupaten Tulungagung Hadapai Suhu Dingin Ekstrim, 50 Persen Ikan Mati
Pembudidaya ikan mas koki di Kabupaten Tulungagung menghadapi suhu dingin yang ektrem.
Penulis: David Yohanes | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pembudidaya ikan mas koki di Tulungagung menghadapi suhu dingin yang ektrem.
Suhu hingga 17 derajat celcius saat malam hari, memicu tingkat kematian mencapai 50 persen.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung, Tatang Suhartono mengatakan, suhu dingin ini mengganggu semua budidaya ikan, termasuk ikan konsumsi.
"Lele, patin juga mengalami hal yang sama. Bahkan kalau patin sampai besar juga masih rentan dengan suhu dingin,"terang Tatang, Rabu (10/7/2019).
• Pria Bertopeng Pembacok Ibu Muda Tulungagung Ditangkap, Masih di Bawah Umur, Ketahuan Saat Buka baju
Solusi yang paling gampang dilakukan adalah sering-sering mengganti air kolam, dengan air dari dalam tanah.
Sebab air tanah relatif lebih hangat, dibanding air kolam yang sudah terpapar udara bebas.
"Air kolam kalau sudah dibiarkan beberapa saat kan akan dingin. Itu digerojok lagi dengan air tanah," sambung Tatang.
Lebih jauh Tatang mengungkapkan, ikan emas koki salah satu andalan Kabupaten Tulungagung.
Ikan hias ini memenuhi pasar domestik, hingga menjangkau pasar ekspor.
Tatang menyebut, ada 9 negara yang menjadi tujuan ekspor koki asal Kabupaten Tulungagung.
"Hanya saja, ikan-ikan ini harus diekspor lewat perantara. Jadi bukan orang Kabupaten Tulungagung sendiri yang bermain," ucap Tatang.
• Taman Kali Ngrowo di Tulungagung ini Jadi Tempat Mojok Muda-mudi Saat Malam Hari
Jenis ikan mas koki asal Kabupaten Tulungagung masuk terlebih dulu ke Singapura lewat perantara, yang biasa disebut para pembudidaya dengan sebutan orang Jakarta.
Dari Singapura ikan dikirim ke berbagai negara, seperti Australia dan Inggris.
Sementara Dinas Perikanan hanya menyiapkan karantina hingga pemberangkatan.
Kondisi ini yang membuat Tatang jengah, karena menanggap nilai tambah dari ekspor ini justru dinikmati oleh orang Jakarta.