Tradisi Setrika Payudara untuk Cegah Kekerasan Seksual, Nyatanya Tak Efektif dan Berdampak Kesehatan
Tradisi setrika payudara untuk cegah kejahatan seksual, nyatanya tak efektif dan berdampak kesehatan.
Meski usianya sangat muda, tetapi bentuk fisik mereka tampak sudah dewasa.
Bagi orangtua, terutama para ibu, hal ini dilakukan agar para putrinya tidak kehilangan kesempatan untuk bersekolah dan bekerja.

• Mr Puisi Tak Akui sebagai Anak Angkatnya, Barbie Kumalasari Emosi Disebut Halu: Sopan Dikit Ya
Perlu diketahui bahwa di Kamerun, kehamilan pranikah dapat membuat mereka putus sekolah akibat kehamilan di usia yang masih muda.
Sekitar 65 persen perempuan yang hamil di usia muda tidak lagi melanjutkan sekolah.
Melansir Face2Face Afrika, berdasarkan laporan UNICEF, 38 persen anak-anak di Kamerun menikah di usia 18 tahun.
Seperempat dari anak yang sudah menikah ini sudah menjadi seorang ibu, dan 20 persen dari mereka putus sekolah setelah hamil.
• 3 Lawan Fairuz A Rafiq Termasuk Galih Ginanjar Resmi Tersangka, Unggahan Sonny Septian Jadi Sorotan!
Praktik setrika payudara ini pertama kali dijelaskan lebih dari 10 tahun yang lalu kepada komunitas internasional, tetapi asal-usulnya masih belum diketahui.
Pada tahun 2005, lembaga pembangunan Jerman GIZ dan Jaringan Nasional Bibi (RENATA), sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Kamerun, mewawancarai lebih dari 5.000 gadis dan perempuan berusia 10 hingga 82 tahun.
Mereka menemukan bahwa sekitar 25 persen telah mengalami perubahan bentuk akibat menyetrika payudara.
"Saya mulai tumbuh payudara ketika saya berumur 10 tahun. Ibu saya menjelaskan kepadaku bahwa payudara saya tumbuh terlalu dini dan saya dapat menarik perhatian anak laki-laki," kata Cathy, korban setrika payudara.
Namun, payudaranya tumbuh kembali setahun kemudian.
• Kebohongan Galih Ginanjar Terkuak Lagi, Sonny Septian Suami Fairuz A Rafiq Ungkap Bukti Pertemuannya
Lebih lanjut, Cathy mengatakan bahwa dirinya malu melakukan proses ini pada tubuhnya.
Cathy menambahkan, prosesi menyetrika payudara ini tidak dapat mencegahnya agar tidak hamil pada usia 16 tahun dan meninggalkan sekolah.
Bahkan, kini dirinya harus menjalani operasi karena payudaranya rusak.
Lebih parahnya lagi, ia tidak dapat menyusui bayinya akibat kerusakan payudara ini.

• Anggun C Sasmi Pulang Kampung ke Kroya Cilacap, Tanpa Perhiasan Berlebihan, Penampilannya Dipuji