VIRAL Mendebat Polantas Soal Rambu di Surabaya, Profesor Hukum Tak Sadar Aksinya Direkam Asistennya
Pengakuan profesor hukum yang berdebat dengan Polantas di Surabaya, akui tak sadar direkam oleh asistennya
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Video profesor hukum mendebat seorang polisi lalu lintas (Polantas) soal rambu di Jemursari Surabaya sempat viral di YouTube.
Pria paruh baya dalam video itu bernama Sadjijono (66), seorang profesor di bidang Ilmu Hukum.
Seingat Sadjijono, insiden yang terekam video itu terjadi pada Senin malam dipertengahan Maret 2019.
"Saya kan ngajar jam 19.00 WIB, sebenarnya saya ini hanya memahamkan polisi itu, tapi gak ngerti kalau direkam," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (19/7/2019).
• Video Kuliahi Polisi Soal Rambu Jadi Viral, Profesor Hukum Sebut Tak Nyaman & Minta Maaf ke Publik
Ia mengatakan, ada orang lain yang sengaja merekam percakapannya bersama seorang Polantas, yang diketahui tergabung dalam kesatuan Polsek Wonocolo.
"Bukan, saya gak tahu, jadi waktu itu saya direkam, saya gak tahu," lanjutnya.
Meskipun, belakangan orang yang merekam percakapannya, ia ketahui adalah asistennya sendiri yang bernama Abdul Halim.
• Viral Seorang Profesor Kuliahi Anggota Polantas di Surabaya, Asistennya Ungkap Alasan Marah
Kendati demikian, ungkap Sadjijono, asistennya itu merekam insiden tersebut, bukan karena ia perintahkan, namun atas dasar inisiatif pribadi asistennya itu.
"Jadi tidak saya suruh, itu inisiatif sendiri itu, namanya anak muda," katanya.
Sadjijono menegaskan, dirinya tidak memberikan instruksi khusus pada Halim untuk merekam adegan tersebut.
"Saya tidak mengintruksikan atau menyuruh merekan untuk memviralkan itu, enggak,” tegasnya.
Saat insiden itu terjadi, Sadjijono mengaku, dirinya murni sebatas memberikan pemahaman atas rambu-rambu yang terpampang di lokasi tersebut.
• Video Detik-detik Profesor Hukum Kuliahi Polisi Soal Rambu di TL Jemursari, Polisi Hanya Bisa Diam
"Jadi waktu itu pemahaman saya saat itu tidak bisa diterima oleh anggota polisi waktu itu. Mari kita lihat rambu-rambunya, nah saya ajak begitu," ujarnya.
"Tujuan saya itu hanya memahamkan pada anggota (polisi) itu, bukan malah mencari sensasi atau popularitas, bukan itu," lanjutnya.