Potret Kerukunan Umat Beragama, Umat Islam Bangun Tebing Pura yang Longsor di Blitar
Satu contoh momen kerukunan umat beragama bisa dilihat di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Pemandangan sejuk terpantau di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Bukan hanya karena alamnya yang indah, tapi juga momen kerukunan umat beragama.
Satu momennya pada Sabtu (20/7/2019) pagi. Warga umat Islam dan umat Hindu bahu membahu kerja bakti membangun tebing di bawah bangunan Pura.
Lebih dari 200 orang terlihat berbaris memanjang di areal persawahan di bawah bangunan Pura Agung Arga Sunya, Desa Krisik.
Tebing di sana tercatat alami longsor pada November 2018 lalu.
(Doa Lintas Agama untuk Jalin Kerukunan di Makam Bung Karno Kota Blitar)
Dengan cara estafet, warga memindahkan material batu yang menumpuk di pinggir jalan ke bawah bangunan Pura.
Para pria baik muda dan tua tampak saling bahu membahui tanpa ada batasan.
Satu dua warga lainnya terlihat memecah batu ukuran besar menjadi bagian kecil-kecil menggunakan palu. Mereka tampak kompak dan guyub rukun di lokasi.
Ya, sejumlah warga Desa Krisik itu sedang kerja bakti memindahkan material batu untuk pembangunan tebing di bawah bangunan Pura Agung Arga Sunya yang longsor.
Warga yang bergotong royong merupakan jamaah masjid, musala, dan yasin di empat dusun di desa itu, yakni, Krisik, Wonorejo, Barurejo, dan Tirtomoyo.
Mereka dikerahkan untuk ikut kerja bakti pembangunan tebing Pura yang longsor. Para warga muslim berbaur dengan warga Hindu dalam kerja bakti itu.
(Tempat Ibadah 6 Agama Berdiri Bersebelahan, Cermin Warga Royal Residence di Surabaya Hidup Rukun)
"Kerja bakti ini melibatkan semua komponen di Desa Krisik. Mulai umat Islam, Hindu, dan sebagian Kristen," kata Pengurus Pura Agung Arga Sunya, Desa Krisik, Suwari (50).
Menurut Suwari, kegiatan semacam itu sebenarnya sudah menjadi tradisi sejak dulu di Desa Krisik. Para warga saling bahu membahu ketika ada warga lain sedang ada kerepotan.
Sebaliknya, ketika warga muslim sedang ada kegiatan, para umat Hindu juga ikut membantu.
"Waktu pembangunan masjid, para umat Hindu juga ikut bergotong royong. Suasana kerukunan ini yang terus kami rawat di desa sini," ujarnya.