Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Pengakuan Prajurit TNI AD Jalani Operasi Rajawali di Timor Timur, Hadapi ‘Musuh dalam Selimut’

Misi yang berat harus dijalani oleh para prajurit TNI AD, sebab tak hanya pasukan musuh yang mereka hadapi, melainkan juga 'musuh dalam selimut'

Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
Repro buku 328 Para Battalion, The Untold Stories of Indonesian Legendary Paratroopers, Setia-Perkasa-Rendah Hati/ Google Maps
Pengakuan Prajurit TNI AD Jalani Operasi Rajawali di Timor Timur, Hadapi ‘Musuh dalam Selimut’ 

Pengakuan Prajurit TNI AD Jalani Operasi Rajawali di Timor Timur, Hadapi ‘Musuh dalam Selimut’

TRIBUNJATIM.COM - Menjalani operasi di Timor Timur, para prajurit TNI AD ternyata juga harus menjalani 'musuh dalam selimut'.

Misi operasi ke Timor Timur memang pernah dijalani oleh para prajurit TNI AD pada dekade 70 an.

Saat itu, memang merupakan awal dari penentuan sikap masyarakat Timor Timur untuk merdeka, atau berintegrasi dengan Indonesia.

Momen semacam itu rupanya dimanfaatkan oleh sejumlah pihak.

Pertempuran Tak Seimbang TNI AD di Timor Timur, 21 Personel Gugur, Musuhnya Tak Hanya Manusia

Termasuk para geriliawan bersenjata.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia pun menerjunkan sejumlah prajurit ke Timor Timur.

Namun, misi tersebut rupanya tidak dapat dianggap enteng.

Setidaknya itu seperti pengakuan sejumlah prajurit.

Satu di antaranya adalah seperti pengakuan dari Kolonel Infanteri Christian Kurnianto Tehuteru.

Pengakuan itu disampaikannya dalam buku "328 Para Battalion - The Untold Stories of Indonesian Legendary Paratroopers, terbitan Elex Media Komputindo.

Dalam buku itu disebutkan, Christian Kurnianto Tehuteru mendapatkan tugas dalam Operasi Rajawali I ke Timor Timur, pada tahun 1995-1996.

Saat itu, Christian Kurnianto Tehuteru membawa anggota dari Kompi C.

Momen Soeharto Ditanya Soal Pelepasan Timor Timur, Bahasa Tubuhnya Bikin Heboh dan Dipahami Salah

Sebelum bertugas, Christian Kurnianto Tehuteru banyak mendapatkan wejangan dari para prajurit senior.

Misalnya, tidak boleh bermain perempuan, dan mengambil harta rampasan perang.

Saat menjalankan misi tersebut, Christian Kurnianto Tehuteru mengaku banyak belajar.

Termasuk adanya pantangan bagi prajurit untukk mandi.

Alasannya, bau harum atau wangi akan mudah tercium oleh musuh.

"Tak terbayangkan bau mereka setelah beberapa hari tidak mandi, karena berdasarkan pengalaman selama gerakan mereka kerap bertabrakan dengan babi atau rusa, diperkirakan karena gerakan yang senyap dan bau yang sudah menyatu dengan alam dan tidak terdeteksi oleh binatang-binatang hutan," tulis buku tersebut.

Sosok Misterius Kirimi Soeharto Patung Sebelum G30S/PKI Pecah, Bu Tien Dibawa ke Tempat Rahasia

Ransel yang mereka bawa pun juga berat.

Sebab, mereka harus membawa perbekalan yang cukup untuk bertahan selama 14 hari.

Selain menghadapi pasukan musuh, para prajurit TNI AD juga harus menghadapi "musuh dalam selimut".

"Musuh dalam selimut" dalam hal ini adalah kutu babi yang sering menyerang kulit di betis.

"Hewan tersebut menggigit dam mengisap darah dan bila kita garuk, maka badannya akan terlepas sementara kepalanya tinggal di dalam kulit mereka," lanjut tulisan di buku tersebut.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved