Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Universitas Trunojoyo Madura Deklarasikan Diri Jadi Kampus Bebas Sampah Plastik.

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mendeklarasikan diri sebagai Kampung Bebas Sampah Plastik bersamaan dengan Pengenalan Kehidupan Kampus.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM
Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Bambang Supapto saat memberikan materi bertemakan 'Menuju Indonesia Bebas Sampah' dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK Maba) Sakera 2019 di Gedung Pertemuan, Jumat (2/8/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mendeklarasikan dirinya sebagai Kampung Bebas Sampah Plastik bersamaan dengan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK Maba) Sakera 2019.

UTM mendatangkan Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Bambang Supapto sebagai keynote speaker bertemakan 'Menuju Indonesia Bebas Sampah Plastik' di Gedung Petemuan, Jumat (2/8/2019).

Bambang mengungkapkan, sebuah kebanggaan ketika mendengar UTM mendeklarasikan menjadi kampus hijau, Go Green Campus, atau Kampus Bebas Sampah Plastik.

Artinya, UTM akan mengurangi penggunaan sampah plastik dan memanfaatkan plastik yang bisa didaur ulamg.

"Menarik sekali karena komitmen ini melibatkan para petinggi kampus mulai dari rektor, dekan, BEM, hingga mahasiswa," ungkapnya di hadapan sekitar 4.800 lebih maba.

Ia menjelaskan, persoalaan sampah plastik bukan hanya menjadi persoalan Indonesia. Tapi juga menjadi permasalah negara-negara dunia.

Hal itu dikarenakan, pemanfaatan yang luar biasa sampah plastik terjadi mulai dari kalangan rendah sampai kalangan berdampak serius.

"Seperti halnya pemanfaatan pampers, masyarakat Indonesia di desa maupun kota mayoritas memanfaatkannya. Padahal pampers sulit sekali terurai," jelasnya.

Berdasarkan laporan International Coastal Clean Up 2018 tentang hasil kajian terhadap 10 besar sampah yang dihasilkan di dunia, pampers menjadi sampah plastik dengan proses penguraian paling sulit.

Bumi membutuhkan waktu selama 450 tahun untuk mengurai sampah pampers, sampah kaleng selama 200 tahun, sampah styrofoam selama 80 tahun.

Sedangkan penguraian sampah kantong plastik mencapai 10 tahun hingga 20 tahun, puntung rokok selama 5 tahun, kertas koran selama 6 minggu, dan kulit pisang membutuhkan waktu urai selama dua minggu.

Bambang memaparkan, jika dihitung secara random di lapangan, sampah organik memang paling banyak.

Namun sampah organik jarang dipersoalkan karena penguraiannya lebih cepat. Sedangkan proses pengurauaian sampah plastik relatif lebih lama.

"Penggunaan sampah plastik menjadi masalah pada ekosistem, berdampak serius terhadap ikan dan biota yang ada di laut," paparnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Presiden Jokowi dalam G20 di Jerman pada tahun 2017 berkomitmen mengurangi 75 persen sampah plastik dan 30 persen sampah organik hingga tahun 2025.

Komitmen itu dituangkan melalui Peraturan Presiden di 2018 tentang penanganan sampah plastik.

"Ini memerlukan gerakan bersama dan paling tepat dimulai dari kampus melalui mahasiswa," pungkasnya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UTM Agung Ali Fahmi mengungkapkan, komitmen UTM anti sampah plastik dengan tema Eco Green dituangkan melalui Peraturan Rektor.

"Semua unit diwajibkan untuk tidak lagi menggunakan air mineral kemasan plastik atau pun kantong plastik," ungkapnya.

Ia menambahkan, palstik tetap digunakan jika untuk kepentingan laboratorium namun dengan penggunaan terbatas.

"Komitmennya seperti itu. UTM menjadi kampus pertama yang berani mendeklarasikan kampus anti sampah plastik," pungkas Fahmi.

UTM berkembang sebagai lembaga tinggi di bawah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Di harapkan, UTM mampu bersinergi dalam mewujudkan 5 core bussiness yang sedang dijalankan Kemenristek Dikti.

Meliputi pengutan inovasi, pembelajaran dan kemahasiswaan, riset dan pengembangan sumber daya serta kelembagaan dengan tetap menjalankan komitmen sekaligus kekhasan UTM. Yakni, pengembangan klaster Madura.

Kampus UTM berlokasi di Desa Telang Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, Madura. Saat ini telah menapaki usia 18 tahun atau 38 tahun sejak berdiri dengan nama Universitas Bangkalan.

Total mahasiswa UTM hingga saat ini berjumlah lebih dari 18 ribu mahasiswa. Memiliki tujuh fakultas dengan 28 jurusan atau program studi.

Tujuh fakultas tersebut yakni Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi Bisnis, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Keislaman. (Ahmad Faisol)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved