Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Protes Udara Berdebu, PT Semen Indonesia Klaim Nilainya Normal, DPRD Minta Uji Ulang

Warga Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek sempat mempersoalkan udara di area perusahaan PT Semen Indonesia yang disebut penuh polusi.

Penulis: M Sudarsono | Editor: Anugrah Fitra Nurani
SURYA/M SUDARSONO
Suasana hearing antara PT Semen Indonesia difasilitasi komisi A DPRD Kabupaten Tuban, Kamis (8/8/2019).  

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Warga Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek sempat mempersoalkan udara di area perusahaan PT Semen Indonesia yang disebut penuh polusi.

Warga menyebut udara di kawasan itu penuh debu dan asap.

Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Tuban, Agung Supriyanto menyebut, bila benar kondisi polusi udara di sekitar perusahaan tidak bagus, perlu dijadwalkan uji labolatorium ulang.

Terlebih setelah pihak PT Semen Indonesia mengakui sudah melakukan uji baku mutu udara, dan hasilnya masih normal dan jauh di bawah ambang batas.

(Pabrik Semen Indonesia Disebut Warga Sumberarum Tuban Tak Ramah Lingkungan, Ada Polusi Debu dan Asap)

"Kalau berdasarkan Pergub baku mutu 0,26 mg/Nm3, itu untuk debu," Ujarnya seusai memimpin hearing, Kamis (8/8/2019).

Agung menjelaskan, menurut hasil uji Unilab dari Surabaya, nilai udara di PT Semen Indonesia itu menunjukkan angka 0,1 mg/Nm3-0,8 mg/Nm3.

Namun demikian, hasil tersebut justru bertolak belakang dengan apa yang disampaikan warga.

Ternyata warga bilang kualitas udara di sana masih buruk.

"Hasil uji lab ini kan bertolak belakang dengan apa yang disampaikan warga, riset juga disinyalir dilakukan sepihak, makanya kita minta reschedule uji lab," Katanya.

Bahkan, Agung juga menduga adanya kemungkinan salah input data atau bahkan lembaga survei ini tergantung siapa yang pesan.

Dia mengibaratkan tak ubahnya seperti metode tukang jahit, pelanggan pesan ukuran L ya dibuatkan, pesan M juga dibuatkan.

(Turunkan Polusi Udara, Pemkot Surabaya Alokasikan Rp 10 M Buat Biaya Perawatan Ruang Terbuka Hijau)

"Bisa juga seperti itu, makanya kita minta reschedule uji labnya melibatkan masyarakat dan stakeholder setempat," Pungkasnya.

Kordinator warga Sumberarum, Joyo Muhasan menyatakan, pencemaran lingkungan masih terjadi dan masyarakat masih merasakan itu.

Pencemaran polusi itu tidak hanya terjadi sekarang, tapi sudah berlangsung lama. 

Masyarakat juga mempertanyakan bagaimana uji lab dilaksanakan dengan baik, jika memang faktanya dampak lingkungan debu masih dirasakan masyarakat. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved