Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Saat Kopassus Makan Beling, Pasukan Khusus AS Langsung Heran, Para Jenderal Pentagon Kaget

Para jenderal di Pentagon yakin, pasukan elite Indonesia menguasai ‘ilmu hantu’. Ini yang membuat para pejabat militer terheran-heran.

Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
Capture/YouTube
Atraksi debus Kopassus 

TRIBUNJATIM.COM - Wajah personel pasukan khusus AS kebingungan saat melihat anggota Kopassus makan beling.

Mereka tak mengira pasukan elite TNI AD itu berani melakukan hal tersebut.

Saat anggota Kopassus makan beling dan mempraktikkan ilmu debus, pasukan khusus AS sama sekali tak berkutik.

Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger pasukan khusus AS, ketika dalam latihan jungle survival disuguhi buah durian.

Dikutip dari TribunJambi.com, pada 1980-an, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (TNI) hendak membentuk pasukan khusus.

Pasukan yang dibentuk harus memiliki kemampuan antiteror.

Sebagai referensi, ada beberapa satuan pasukan khusus dari berbagai negara menjadi acuan.

Referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.

Satuan-satuan itu banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.

Kemudian, teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu direkomendasikan oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.

Pasalnya, semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.

Apa maksud dari pasukan tempur sangat profesional?

Letjen Benny menjelaskan bahwa tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas, meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.

Dengan kata lain, kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran. Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.

Demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.

Ilustrasi Pelatih Kopassus
Ilustrasi Pelatih Kopassus (Youtube)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved