Hari Kemerdekaan RI
Puluhan Mantan Napiter dan Anggota Keluarganya di YLP Lamongan Gelar Upacara HUT RI
Untuk kali ketiga para mantan Narapidana Teroris (Napiter) anggota Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Lamongan
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Untuk kali ketiga para mantan Narapidana Teroris (Napiter) anggota Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Lamongan Jawa Timur turut melaksanakan upacara HUT RI.
HUT RI ke - 72 dan 73 tahun lalu, hanya para mantan Napiter dan kombatan yang ikut dalam prosesi upacara kemerdekaaan.
Untuk HUT ke-74 mereka para mantan Napiter dan kombatan bahkan melibatkan anggota keluarganya, istri dan anak - anaknya, Sabtu (17/8/2019).
Tak ada rasa canggung, para istri mantan Napiter dan kombatan meski bercadar tetap hidmat mengikuti sebagai peserta upacara.
Sementara tiga orang orang petugas pengibar bendera berpakaian zaman doeloe, atau pakaian perang.
Upacara Kemerdekaan yang dilaksanakan di komplek YLP ini diikuti lebih dari 200 peserta upacara orang yang terdiri dari mantan Napiter beserta keluarganya, mulai dari istri, anak hingga saudara.
Bahkan Kapolres Lamongan AKBP Feby DP Hutagalung terlibat betindak sebagai inspektur upacara. Sejumlah anggota polres juga sebagai peserta upacara dan protokol tertip acara.
• Polisi Jebol Pintu Gerbang dan Lepaskan Gas Air Mata di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya
• Kisah Muhamat Asraf, Anak Yatim Jadi Paskribaka Nasional 2019, Rela Seleksi Pakai Sepatu Robek
• Penampilan Jan Ethes dan Sedah Mirah saat Diajak Jokowi Melihat Upacara HUT RI ke-74
Ketua YLP, Ali Fauzi kepada Surya.co.id mengatakan , pelaksanaan upacara HUT RI ke-74 ini berbeda dari tahun 2017 maupun 2018, sebab tahun ini keluarga mantan Napiter juga sangat antusias terlibat sebagai peserta upacara.
"Pada tahun-tahun lalu belum pernah kita lihat sebuah upacara diikuti oleh perempuan-perempuan bercadar. Ya baru di Tenggulun ini, " kata Ali Fauzi kepada Tribunjatim.com.
Ali Fauzi menjelaskan, dilibatkannya anggota keluarga mantan Napiter dalam pelaksanaan upacara HUT RI menjadi bagaian dari upaya YLP bersama Polres Lamongan dan Badan Nasional Penaggulangaj Terorisme (BNPT) untuk memutus mata rantai terorisme.
Seperti yang dikatakan Kapolres tadi, kata adik kandung Trio Bomber Bali, bahwa Desa Tenggulun ini sebelumnya adalah identik dengan terorisme, dengan bom. Tapi sekarang semua tahu Tenggulun menjadi Desa deradikalisasi dan bisa dikatakan sebagai barometer untuk program-program deradikalisasi yang bersinergi dengan pemerintah.
Ali Fauzi juga berharap keberadaan YLP mampu menginspirasi kot-kota lain untuk melakukan upaya deradikalisasi.
"Saya berharap muncul Lingkar Perdamaian lain di kota lain di Indonesia untuk sama-sama kita mereduksi ekstrimisme, terorisme yang saat ini belum juga begitu turun tensinya," kata Ali Fauzi usai melaksanakan upacara HUT RI ke-74 di komplek YLP kepada Tribunjatim.com.
Sementara itu, Kapolres Lamongan, AKBP Feby DP Hutagalung yang betindak sebagai inspektur upacara mengatakan, upacara HUT RI ke-74 bersama mantan Napiter ini adalah salah satu upaya untuk menggelorakan semangat nasionalisme, patriotisme dan semangat jiwa cinta tanah air kepada masyarakat, khususnya mantan Napiter.
"Yayasan Lingkar Perdamaian mengakomodir mantan napi-napi teroris yang sebelumnya bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah, termasuk memusuhi kepolisian, tetapi saat ini mereka cinta tanah air, mereka siap hormat bendera, mereka melaksanakan upacara hari kemerdekaan dengan hikmat. Ini adalah hal yang luar biasa," kata Feby usai upacara.
Feby berharap apa yang dilakukan para mantan Napiter anggota YLP ini dapat memberikan dampak positif terhadap situasi berbangsa dan bernegara secara menyeluruh, bukan hanya di Lamongan.
Dan tentunya bisa mereduksi masyarakat yang mungkin sangat antipati dengan pemerintah.
"Mudah-mudahan Tenggulun ini bisa menjadi contoh di dunia," harapnya.(Hanif Manshuri/Tribunjatim.com)