Pasca Penyerangan Polsek Wonokromo, Khofifah Minta Pemda di Jatim Perbanyak CCTV di Tempat Publik
Pasca Penyerangan Polsek Wonokromo, Khofifah Minta Pemda di Jatim Perbanyak CCTV di Tempat Publik.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Sudarma Adi
Pasca Penyerangan Polsek Wonokromo, Khofifah Minta Pemda di Jatim Perbanyak CCTV di Tempat Publik
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawasa meminta pemerintah daerah di seluruh Jatim untuk memperbanyak CCTV, khususnya di tempat dan kawasan fasilitas publik.
Hal itu disampaikan Khofifah usai menjenguk kondisi Aiptu Agus Sumarsono, polisi korban penyerangan IM di Polsek Wonokromo, pelakunya diduga adalah simpatisan ISIS, Minggu (18/8/2019).
• Khofifah Jenguk Korban Penyerangan Polsek Wonokromo, Kondisi Kepala dan Tangan Aiptu Agus Diperban
• Gubernur Khofifah Jenguk Korban Serangan Polsek Wonokromo di RS 1,5 Jam, Bawakan 2 Keranjang Parcel
• Buntut Insiden Penyerangan Polsek Wonokromo, Khofifah Imbau Bijak Main Medsos dan Saling Jaga Jatim
Pasalnya kejadian penyerangan pada Aiptu Agus Sumarsono di kantor polisi terekam CCTV yang ada di ruangan Polsek Wonokromo. Rekaman ini bermanfaat menjadi bahan untuk pemeriksaan dan penyelidikan oleh kepolisian.
Karenanya, menurut Khofifah, adanya CCTV di tempat publik menjadi penting sebagai antisipasi untuk kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, temasuk tindakan kriminalitas dan juga terorisme.
"CCTV harus makin banyak khususnya di tempat publik, di pusat kota, di pasar, tempat pertemuan. Seyogyanya, saya minta Pemkot bisa perbanyak CCTV supaya monitoring dengan menggunakan teknologi dapat kita lakukan," kata Khofifah.
Dengan adanya rekamaan CCTV maka jejak proses kejadian bisa terlihat. Dan akan memberikan informasi awal dari kemungkinan untuk bisa dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, yang juga dipesankan pada masyarakat secara luas oleh Khofifah, adalah terkait penggunaan sosial media. Khofifah ingin agar masyarakat membiasakan budaya saring sebelum sharing.
Pasalnya, pelaku penyerangan yang terindikasi simpatisan ISIS, mempelajari tentang paham ISIS juga dari media sosial yaitu youtube.
"Menurut saya kira semua harus menjadi bagian yang mengajak masyarakat untuk membangun kehidupan yang konstruktif. Media mainstream hari ini ya medsos. Semua mudah memviralkan tanpa menyaring. Makanya saring sebelum sharing, itu penting," tegasnya.
Supaya seluruh masyarakat bisa sama sama memahami tentang urgensi dari hal yang disebarkan. Jika memang dinilai tidak urgen, tidak bermanfaat, menyebarkan kebencian, maka tidak perlu disebar.