Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ali Fauzi : Penyerang di Polsek Wonokromo Adalah Srigala Penyendiri dan Tak Miliki Jaringan

Pelaku penyerangan terhadap anggota polisi di Polsek Wonokromo Surabaya oleh Imam Mustafa (30) warga Madura adalah Srigala penyendiri di luar struktur

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
SURYA/PIPIT MAULIDIYA
Ali Fauzi mantan napi teroris, usai saat menjadi narasumber di Short Course Penguatan Prespektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme bagi Insan Media, oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA) di Surabaya, Rabu (11/7/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Pelaku penyerangan terhadap anggota polisi di Polsek Wonokromo Surabaya oleh
Imam Mustafa (30) warga Madura adalah Srigala penyendiri di luar struktur komando apapun.

Analisa itu disampiakan mantan kombatan dan pantolan Jamaah Islamiyah (JI), Ali Fauzi saat dihubungi Surya.co.id, Senin (19/8/2019).

Melihat pola aksinya, kata Ali Fauzi, dipastikan pelaku tidak masuk dalam jaringan manapun. Penyerangan kemarin adalah teroris srigala penyendiri, aktor penyendiri atau tunggal.

Yang disiapkan juha melakukan tindak kekerasan sendirian.

"Istilahnya, Srigala penyendiri di luar struktur komando apapun dan tanpa bantuan materil dari kelompok manapun, " ungkap Ali Fauzi.

Penyerang polisi Wonokromo, kata mantan isntruktut perakit bom, Ali Fauzi, hanya asal bisa membunuh polisi, asal bisa berjihad, asal bisa melaksanakan perintah mentornya, asal bisa mati ditembak polisi dan asal bisa masuk penjara dijerat pasal teroris.

"Kalau dalam analisa saya -pelaku penyerangan hanya asal-asalan saja," katanya.

Tumpangi Jet Pribadi, Maia Estianty Siapkan Kursi Khusus Saat Bawa Tas Seharga Rp611 Juta?

Bentrokan Mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya Sudah Aman, Kapolri Imbau Tak Terpancing Isu Hoax 

Polres Malang Perketat Keamanan, Pasca Peristiwa Pembacokan Anggota Polsek Wonokromo Surabaya

Bahkan strategi kemampuannya terlihat hanya didapatkan dari belajar melalui internet.

"Anak yang tidak pernah terjun di medan laga," tandasnya kepada Tribunjatim.com.

Dorongan emosinya benar - benar hanya dari pandangan mata yang didapat dari layar lebar kecanggihan dunia maya.
Makanya, akasinya asal - asalan dan bukti tidak ada sokongan material dari pihak lain.

Diungkapkan, ancaman teroris saat ini tentu masih ada, tidak ada yang bisa menjamin kedepan soal terorisme.

"Karena jaringan-jaringan masih ada, perekrutan masih terus berjalan dan secara diam-diam mereka masih terus membangun jaringan." ungkap adik kandung trio bomber Bali asal Tenggulun Kecamatan Solokuro Lamongan ini.

Ali Fauzi, jebolan Mindanao Philipina ini menambahkan, bahwa teror yang terjadi saat ini adalah kelompok underground, jadi tidak mudah bagi polisi untuk mengungkap. Perlu waktu dan perlu timing yang tepat.

Terkait penangkapan teroris di Solo kemarin, tambahnya, merupakan pengembangan dari penangkapan Polri dari bebebrapa minggu sebelumnya.

Ada grupnya Pras Wijayanto, terus polisi melakukan pengejaran terhadap jaringan - jaringan yang masih ada di Indonesia.

"Kalau yang bermain kelompok itu bisa lebih berbahaya. Akan banyak korban," katanya.

"Sebab mereka punya kemampuan individual skill yang bagus, bukan asal-asalan," kata Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) ini kepada Tribunjatim.com.

Mereka tentu tidak berdiri sendiri, ada link dengan jaringan yang sudah ada seperti, jaringan ISIS, jaringan Jamaah Islamiyah yang belakangan ini ada sekitar 15 orang yang ditangkap Polri dan tentu ini juga menarik untuk diperhatikan.

JI sudah lama mati dan tiba-tiba muncul lagi sampai ada penangkapan di Ngawi, Magetan dan Kalimantan.

Radikalisasi tidak mudah, karena perang terhadap ideologi itu tidak mudah. Perlu strategi yang baik, metode yang bagus dan yang terpenting adalah melibatkan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, untuk kemudian sama - sama mereduksi pemikiran-pemikiran.

"Kendalanya belum ada ilmu di masyarakat untuk identifikasi," katanya.

Masyarakat masih banyak yang menduga, ini adalah operasi intelejen, ini adalah pengalihan isu dan lain-lain.

"Padahal ini benar dilakukan oleh kelompok yang ingin menggulingkan negara kesatuan republik Indonesia," pungkasnya.(Hanif Manshuri/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved