Lipsus Persebaya
Bonek Bonjarlity, Manfaatkan Wisma Exs Lokalisasi Dolly, Rutin Beraktivitas Keagamaan dan Sosial
Bonjarlity (Bonek nJarak Dolly Community), salah satu komunitas suporter Persebaya memiliki jalan terjal perjuangkan citra positif Bonek.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bonjarlity (Bonek nJarak Dolly Community), salah satu komunitas suporter Persebaya memiliki jalan terjal perjuangkan citra positif Bonek.
Berada di Exs Lokalisasi Dolly, Surabaya, dimana aktivitas sekitar selalu kental dengan hal-hal negatif, bukan perkara mudah tebarkan kebaikan.
"Terus terang, dulu hasil dari ngamen kami, selain untuk makan, kami juga gunakan untuk mabuk-mabukan," terang Mokhammad Nasih, pembina Bonjarlity kepada Tribunjatim.com, Senin (19/8).
Tidak hanya dekat dengan miras, akibat lingkungan yang kurang kondusif itu pula disebut Nasiq, komunitasnya dulu juga sering bikin gaduh di gang Dolly.
"Bermain musik tidak tahu jam, main sepakbola sampai jam larut malam. Sering teguran dari warga tidak kami hiraukan," tutur pria yang tinggal di Putat Jaya, Surabaya tersebut.
"Sekarang Alhamdulillah kami sudah 100 persen bebas miras," tegas Nasiq kepada Tribunjatim.com.
Diceritakan Nasiq, awal mula dibentuknya Bonjarlity bermula 2017 di inisiatori Edy Gunawan yang menjadi ketua hingga saat ini, mengajak teman-teman bonek yang ada di sekitar lokalisasi Dolly kumpul di salah satu wisma.
• Mengintip Jejak Asmara Glenn Fredly, Mulai Pacar Pertama hingga Kini Menikah dengan Mutia Ayu
• Peserta Muktamar PKB Dudah Disambut di Pintu Kedatangan Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali
• Bonita, Dinda Ayudhia Pramesty Tersihir Semangat dan Kebersamaan Bonek
"Dulu kami sering bergerombol di gang dolly. Ada beberapa bekas wisma yang kosong tanpa penghuni dan tidak ada yg menjaga. Salah satu wisma tersebut kami jadikan markas. Usia anggota kami rata-rata 10-18 tahun," tutur Nasiq.
Tidak langsung miliki nama Bonjarlity, awal kebaradaannya bernama Gerembolan Bonek Jibrat.
Namun, beberapa waktu kemudian berganti nama BONJARLITY (Bonek nJarak Dolly Community).
"Itu sesuai saran dari Bonek LGR (Bonek Lost Gak Rewel) yang usianya di atas kami. Ketua dan
inisiator pendirian Bonjarlity adalah Gunawan," kata Nasiq.
Angin segar datang tahun 2018, atau tepatnya setahun setelah Bonjarlitiy berdiri.
Sejak tahun 2018, Bonjarlity digandeng Pesantren Jauharotul Hikmah. Pesantren JH, mengkontrakkan sebuah bekas rumah wisma di gang Dolly.
Rumah dengan fasilitas lengkap itu dipersilahkan dijadikan markas Bonjarlity.
"Ada juga seorang ustadz yang tinggal di sana untuk membimbing kami," ucap pria yang miliki hobi sepak bola tersebut.
Atas bimbingan itupula, Bonjarlity secara perlahan dan pasti tinggalkan aktivitas negatif untuk sebaliknya menjadi pelopor kegiatan positif.
"Sedikit demi sedikit kami bisa berhenti dari kegiatan negatif. Kami sudah ada sholat jamaah rutin. Sholawatan tiap malam Minggu," ucapnya.
Tidak ketinggalan, disebut Nasiq pihaknya saat ini aktif mengadakan kajian keagamaan juga mengajak komunitas Bonek sekitar.
Termasuk juga beberapa kali mengadakan kegiatan sosial seperti santunan yatim dan Dhuafa, serta penggalangan dana untuk bencana.
Termasuk diantaranya kopi darat yang rutin dilakukan setiap dua minggu sekali.
"Sebelum kopdar dimulai, kami baca tahlil untuk kirim doa kepada orang tua dan sesepuh kami," ucap Nasiq.
Nasiq berharap dengan aktivitas positif yang dilakukan Bonjarlitiy saat ini bisa menginspirasi Bonek Mania yang lain untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan.
Termasuk juga saat memberikan dukungan pada Persebaya, agar Bonek lebih positif serta kreatif, menghindari hal-hal yang bisa merugikan Persebaya.
"Hindari hal-hal yang bisa merugikan Persebaya. Bila Ingin merubah nama Bonek dan Persebaya menjadi Indah taati peraturan yang ada dan perbanyak buat kegiatan positif," pungkas Nasiq. (amn/Tribunjatim.com)