Dua Tahun Nyabu Buat Tambah Stamina, Pedagang Nasi Goreng Ini Dicokok Polisi, Begini Ekspresinya
Sholeh Safarudin Syah (28) tak berkutik saat diringkus anggota Tim Anti Bandit Polsek Benowo di Jalan Sidotopo Wetan Surabaya, Kamis (22/8/2019).
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sholeh Safarudin Syah (28) tak berkutik saat diringkus anggota Tim Anti Bandit Polsek Benowo di Jalan Sidotopo Wetan Surabaya, Kamis (22/8/2019) dini hari.
Pria berambut gondrong itu hanya hanya tersipu malu setelah polisi menemukan sepoket sabu seberat 0.41 gram yang diselipkan disela-sela helm yang dikenakannya.
Saat dibentak asal muasal barang haram tersebut diperolehnya oleh polisi yang berpakaian preman.
• Andre Rosiade Tak Mau Nyebut Lagsung Posisi Menteri Idaman Gerindra, Benarkah 3 Posisi Ini?
Sholeh makin diam seribu bahasa, selebihnya ia hanya bisa mengumbar senyum, lalu mendadak murung saat dikeler polisi ke mobil patroli.
Kanit Reskrim Polsek Benowo Ipda Jumeno Warsito mengatakan, pelaku terbilang sebagai pencandu sabu yang akut.
Bagaimana tidak? Dalam sepekan pelaku bisa membeli sabu-sabu dua kali.
"Ya omongannya hanya 2 tahun tapi kemungkinan besar bisa saja ada yang konsumsinya selama 5 tahun," kata Jumebo saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (24/8/2019).
Pelaku, lanjut Jumeno, memperoleh sabu-sabu itu dari seorang kurir yang tak diketahui nama aslinya.
"Dia tidak tahu dari mana barangnya tapi dia menyebutkan seseorang yang namanya gendut, Gendut itu adalah kurir
Jalan Sidotopo Wetan," jelasnya.
Namanya juga pecandu kelas teri, Jumeno menuturkan, pelaku hanya bisa membeli sabu-sabu paket hemat (Pahe).
"Si pelaku belinya paket hemat sekitar Rp 100 Ribu hingga Rp 200 Ribu," ujarnya.
• Berstatus Tersangka Kasus Jasmas, Ratih Retnowati Tetap Dilantik Jadi DPRD Kota Surabaya
Selama kurun waktu dua tahun mengonsumsi sabu, ungkap Jumeno, motif pelaku hanya sebatas menambah stamina.
Pelaku ternyata sehari-hari, ketika fajar telah meringkuk diperaduannya berjualan nasi goreng kaki lima di sepanjang jalan depan BG Junction.
"Dia akan penjual nasi goreng di kawasan jalan dekat BG Junction," tuturnya.
Lantaran harus memenuhi target penjualan nasi goreng, tak pelak pelaku terpaksa berjualan hingga dini hari.
Makanya, agar staminanya tetap terjaga pelaku telah menemukan caranya, yakni mengonsumsi sabu-sabu.
"Nah dia itu mengaku sering jualan sampe malam makanya makanya menggunakan sabu-sabu," lanjutnya.
Jumeno mengungkapkan, pelaku dicokok oleh personelnya setelah membeli sabu-sabu.
"Kayaknya dia pulang jualan nasi goreng terus transaksi sama si Gendut itu," ungkapnya.
Pelaku saat dipergoki sempat kalang kabut dan berusaha kabur dari kejaran polisi.
Namun langkah seribu pelaku tak berlangsung lama, pelaku langsung dicokok sambil senyam-senyum.
"Saat kami tangkap dia itu awalnya mau lari Kemudian kami kejar Kemudian kami bisa tangkap kami geledah rendah di helmnya ada sabu-sabu," pungkasnya.