Selama Agustus, Layang-layang dan Balon di Tulungagung Sebabkan Pemadaman dan Kerugian Rp 60 Juta
Selama Bulan Agustus 2019, PLN ULP Tulungagung mengalami lima kali gangguan karena benda terbang.
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Selama Bulan Agustus 2019, PLN ULP Tulungagung mengalami lima kali gangguan karena benda terbang.
Lima gangguan itu mengakibatkan pemadaman, serta kerugian alat hingga daya yang tak tersalurkan.
Gangguan pertama terjadi di gardu EC104 A2B7, di sekitar Pasar Ngemplak, pada 3 Agustus 2019 pukul 17.00 WIB. Saat itu warga melaporkan ada ledakan, kemudian listrik padam.
"Hari itu kami teulsuri dari ujung ke ujung, penyebabnya tidak ditemukan," terang Manajer PLN ULP Tulungagung, Timbar Imam Priyadi,Senin (25/8/2019).
Keesokan harinya, 4 Agustus 2019 terjadi lagi ledakan di titik yang sama paa pukul 09.00 WIB disertai pemadaman.
Tim teknisi PLN kemudian memeriksa di atas lantai 3 sebuah grosir. Di atas atap ditemukan bekas balon terbang berbahan aluminium foil.
• Ada Sentra Kuliner di atas Fasum di Wisma Tropodo Waru Sidoarjo Telan Dana Rp 1 Miliar
• Polres Malang Kota Ringkus Seorang Bandar Narkoba, Sita Puluhan Ribu Pil Koplo dan Sabu
• Marc Marquez Sesali Kecelakaan Hebat Andrea Dovizioso Saat Gelaran MotoGP Inggris 2019
Balon itu dipakai untuk perayaan ulang tahun, kemudian lepas dan menyentuh dua Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).
"Kami temukan bekas balon itu sudah kondisi gosong. Balon itu yang menyebabkan konslet dan timbul ledakan," tutur Timbar kepada Tribunjatim.com.
Pada 6 Agustus 2019 terjadi pemadaman karena layang-layang jenis sendaren atau gapangan. Gangguan pertama terjadi di gardu EC216 Desa Plandaan, Kecamatan Kedungwaru.
Kemudian disusul gangguan di gardu EC497 B1 Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru. Layang-layang jenis gapangan ini nyangkut di SUTM hingga menyebabkan listrik padam.
Kondisi lebih parah terjadi pada 23 Agustus 2019 malam, di gardu EC265 B5 Kelurahan Tertek, Kecamatan Tulungagung.
"Saat itu sebuah layang-layang gapangan nyangkut di kabel SUTM, dan terjadi ledakan," tutur Timbar kepada Tribunjatim.com.
Hasil pemeriksaan tim teknisi PLN, ada aksesoris layang-layang yang bisa menghantarkan listrik. Aksesoris itu menghubungkan dua kabel, hingga terjadi ledakan dan nyala api berwarna biru.
Tim teknisi harus menyingkirkan semua layangan yang nyangkut, agar listrik bisa kembali dinyalakan.
"Kalau ada kejadian pemadaman, kami akan sisir seluruh jaringan setempat, untuk memastikan semuanya aman. Jangan sampai kami nyalakan, tapi masih ada yang menyentuh jaringan," tegas Timbar kepada Tribunjatim.com.
Gangguan lebih besar terjadi pada 24 Agustus 2019 siang di gardu EC480 Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol.
Dua kabel SUTM ditemukan lengket dan menyimbulkan percikan api.
Setelah ditelusuri, lengketnya dua kabel itu karena ada seutas benang layang-layang gabangan yang melintang di atas kabel. Karena ditarik, benang ini turut menarik salah satu kabel hingga menyentuh kabel lainnya.
"Tidak butuh sampai saling bersentuhan, dua kabel berdekatan saja sudah menimbulkan ledakan," ucap Timbar.
Akibat lima pemadaman ini, total energi yang tidak tersalurkan sebesar 41,34 MHW. Jika dirupiahkan, kerugian itu setara dengan Rp 60.64 juta.
Kerugian belum termasuk kerusakan alat dan material. Alat yang paling rentan rusak adalah trafo. (David Yohanes/Tribunjatim.com)