Adakan ICOEN ke 6, Universitas Ciputra Fokus Bahas Enterpreneurship Libatkan Pembicara dari 4 Negara
Bertempat di Dian Auditorium, Universitas Ciputra Surabaya kembali menggelar International Conference of Enterpreneurship (ICOEN), Rabu (28/8/2019).
Penulis: Hefty Suud | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty's Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bertempat di Dian Auditorium, Universitas Ciputra Surabaya kembali menggelar International Conference of Enterpreneurship (ICOEN), Rabu (28/8/2019).
Dr Tommy Christian Efrata, Ketua ICOEN mengatakan, acara tersebut rutin diadakan oleh Universitas Ciputra. Ini adalah kali keenamnya.
Mengangkat tema Creating Enterpreneur with Innovation Capability to Generate Value. Helatan tersebut menghadirkan keynote speker dari Indonesia, Malaysia, Singapore, dan German.
Mereka adalah Antonius Tanan dari Universitas Ciputra Surabaya; Simon Leunig, Associate Deputy Vice Channcellor, International Curtain University; Prof Michael Frese Ph dari National University of Singapore (NUS) dan Leuphana University of Leuneburg, Germany; serta Prof Dr Azilah Kasim dari Universiti Utara Malaysia.
Keempatnya, jelas Tommy, merupakan peneliti dan pakar dibidang entrepreneurship.
Dalam acara tersebut,dipaparkan bahwa enterprenuership bukan sekadar kegiatan membuat dan menjual barang. Namun ada value dalam kegiatan tersebut.
• Sembuh dari Cedera, Joan Mir Siap Comeback pada Tes Resmi MotoGP 2019 di Sirkuit Misano
• 4 Tim yang Belum Terkalahkan Hingga Pekan ke-3 Liga Inggris, Liverpool Meraih Rekor Sempurna
• Raffi Ahmad Cium Tangan & Kening Vicky Prasetyo, Malu Tahu Mantan Zaskia Gotik Lulusan Pesantren
“Saat Value dipahami, baru bisa perumusan entrepreneurship itu bisa diajarkan dengan memasukan sebagai kompetensi yang diterapkan dalam kurikulum”, jelas Tommy.
Hal itu, lanjutnya, tidak hanya datang dengan sendirinya, namun perlu research mendalam.
Rektor Universitas Ciputra, Yohanes Somawihardja menambahkan, diadakannya kegiatan tersebut secara rutin setiap tahun, juga bertujuan memberi wadah kepada para peneliti enterpreneurship.
"Boleh dibilang, enterpreneurship ini hal yang baru, sehingga diperlukan riset dan batasannya apa? Nah para periset ini perlu ketemu untuk sharing ideas, karena ilmu itu bisa berkembang kalau dibagikan kan," ujar Yohanes.