Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Sebelum Jabatannya Tumbang, Soeharto Pernah Diminta Menjabat Lagi, Langsung Sebut Soal Sabda Alam

Sebelum kekuasaannya jatuh oleh gelombang reformasi, Soeharto pernah diminta menjabat lagi. Namun, jawabannya malah begini

Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
(ARSIP FOTO) KOMPAS / JB SURATNO
Sebelum Jabatannya Tumbang, Soeharto Pernah Diminta Menjabat Lagi, Langsung Sebut Soal Sabda Alam 

"Yang nanti, dipikir nanti sajalah Pak," ucap Wahono.

Mendapatkan jawaban seperti itu, Soeharto malah menyanggahnya.

"Lho ya ndak (tidak) bisa begitu toh, Pak Gub. Kita tidak boleh meninggalkan bom waktu pada pengganti kita. Itu sama saja berbuat tanpa mau bertanggung jawab. Yang benar itu ya sekarang ini direncanakan dan dikendalikan. Stop produksi anak, misalnya. Galakkan transmigrasi dan seterusnya. Jadi sejak kecil anak-anak sudah siap menghadapi kenyataan," sanggah Soeharto.

Soeharto kemudian masih melanjutkan pembicaraan itu.

"Buat saya, banyak penduduk itu tidak apa, asal mereka penduduk yang produktif dan tidak membebani negara. Penduduk banyak itu sebenarnya kekuatan, sepanjang mereka mampu bekerja dan membangun. Tetapi kalau cuma bisa makan dan menganggur, mereka akan menjadi beban selamanya," tandas Soeharto.

Apa yang menjadi kekhawatiran Soeharto itu rupanya terbukti di kemudian hari.

Tepatnya, saat kekuasannya tumbang.

Indonesia dilanda krisis ekonomi, dan bermunculan banyak pengangguran.

Tidak hanya itu, masih menurut Kunarto, banyak cercaan yang diterima Soeharto saat gerakan reformasi meletus di tahun 1998.

"Setelah itu berbagai cercaan dilontarkan kepada Pak Harto. Sakit hati betul saya. Hujatan-hujatan itu semuanya mencampakkan begitu saja jasa-jasa Pak Harto selama masa-masa beliau memimpin pembangunan bangsa ini dari berbagai sisi kehidupan rakyat," kata Kunarto.

Ketakutan Soekarno Saat Istana Dikepung Pasukan Liar Jelang Lahirnya Supersemar, Soeharto di Mana?

Pengakuan mantan pengawal soal jumlah uang Soeharto

Soeharto menjadi Presiden Indonesia yang kedua setelah kekuasaan Soekarno tumbang.

Kekuasaan Soeharto selama menjadi presiden terbilang cukup lama, yaitu selama 32 tahnu.

Pada tahun 1998, kekuasaan Soeharto mulai goyah.

Hingga pada puncaknya, kekuasaan Soeharto benar-benar jatuh pada Mei '1998.

Meski telah jatuh, namun Soeharto masih meninggalkan kenangan bagi sejumlah orang, tidak terkecuali para pengawalnya.

Satu di antaranya adalah Letjen TNI Purnawirawan Soegiono.

Dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories" yang diterbitkan pada tahun 2012, Soegiono mengaku pernah menjadi ajudan Soeharto.

Saat dipilih, dia sedang menjabat sebagai Komandan Brigade Lintas Udara 17 Kostrad.

Soegiono mengaku memiliki sejumlah kenangan selama menjadi ajudan Soeharto.

Satu di antaranya terkait pakaian yang dikenakan oleh Soeharto.

Menurutnya, Soeharto merupakan orang yang bandel apabila sudah berurusan dengan pakaian kesayangannya.

"Beberapa kali saya meminta pengurus rumah tangga agar menyimpan saja celana dan kaus golf Pak Harto yang usang, tetapi beliau malah menanyakan celana dan kaus yang biasa dipakainya," ujar Soegiono dalam buku itu.

Tidak hanya itu, Soeharto kemudian meminta kaus barunya yang sudah disiapkan Soegiono di dalam koper untuk dikeluarkan.

Bukannya dikenakan, kaus-kaus baru itu justru dibagikan Soeharto kepada staf yang lainnya.

Sehingga, Soeharto tetap mengenakan kaus yang lama saat bermain golf.

Oleh karena itu, Soegiono pun heran saat banyak orang yang menghujat Soeharto.

"Cobalah kita pikirkan kembali, siapakah yang menikmati apa yang sudah diperjuangkan Pak Harto selama hidupnya,selain kita semua?" kata Soegiono.

Selain itu, menurut Soegiono juga masih ada orang yang menuduh Soeharto menyimpan uang triliunan.

"Malah saya juga dibilang sebagai penyimpan uang Pak Harto. Saya berani katakan bahwa saya tahu persis berapa besar uang yang dimiliki Pak Harto," ucap Soegiono.

Soegiono mengungkapkan, Soeharto memiliki rasa kepedulian terhadap banyak hal yang terkait kemanusiaan.

Di antaranya kesejahteraan keluarga para veteran, keluarga prajurit, pendidikan untuk anak-anak tidak mampu, pemberdayaan ekonomi rakyat, pelestarian budaya, dan masih banyak lagi.

Bahkan, Soegiono berpendapat semua yayasan yang dimiliki Soeharto memang ditujukan untuk hal itu.

"Ketika orang lain mencerca yayasan-yayasannya tersebut, Pak Harto pun bergeming. Bahkan, hebatnya, Pak Harto tidak pernah marah atas hujatan-hujatan itu," tandas Soegiono.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved