Kilas Balik
Soeharto Mendadak Batal Beli Pesawat Kepresidenan 16 Juta Dollar AS, Tak Semua Diungkap ke Publik
Ketika Soeharto mendadak batalkan pembelian pesawat kepesidenan senilai 16 juta dollar AS. Tak semua diungkap ke masyarakat.
Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
Soeharto Mendadak Batal Beli Pesawat Kepresidenan 16 Juta Dollar AS, Tak Semua Diungkap ke Publik
TRIBUNJATIM.COM - Soeharto yang merupakan Presiden Kedua Republik Indonesia, ternyata pernah mendadak batalkan pembelian pesawat kepresidenan.
Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto ternyata pernah membatalkan pesawat kepresidenan.
Pesawat kepresidenan yang dibatalkan oleh Soeharto itu sebenarnya nilainya mencapai 16 juta dollar AS.
Soeharto sendiri memimpin Indonesia selama 32 tahun.
• Sebab Sebenarnya Soeharto Makamkan Soekarno di Blitar Diungkap Pemain Film ‘Pengkhianatan G30S/PKI
Soeharti menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Soekarno seusai peristiwa G30S/PKI.
Selama menjadi Presiden Republik Indonesia, rupanya ada sejumlah kisah menarik terkait Soeharto.
Satu di antaranya seperti yang disampaikan oleh mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), JB Sumarlin.
Cerita tentang Soeharto itu disampaikan oleh JB Sumarlin dalam buku "Pak Harto The Untold Stories", terbitan Gramedia, tahun 2012 lalu.
Dalam buku itu, JB Sumarlin menceritakan saat Soeharto meminta pembelian pesawat kepresidenan seharga 16 juta dollar AS.
Menurut JB Sumarlin, peristiwa itu terjadi pada tahun 1975.
Saat itu, Pertamina sedang mengalami krisis keuangan.
Bahkan, krisis tersebut disebutnya bisa membangkrutkan negara.
• Leher Luhut Panjaitan Sempat Dipertaruhkan Benny Moerdani, Berawal dari Foto Soeharto di Dinding
Oleh karena itu, Soeharto pun menugaskan JB Sumarlin untuk menyelesaikan masalah itu.
Mendapatkan tugas itu, JB Sumarlin segera melaksanakannya.
Dia pun melakukan pengumpulan dan penyelidikan data.
Seusai melakukan pengumpulan dan penyelidikan data, JB Sumarlin segera melaporkannya kepada Soeharto.
Menurut JB Sumarlin, saat menghadapi berbagai masalah itu, Soeharto terlihat tetap tenang, dan tidak panik.
"Akhirnya beberapa beban utang Pertamina bisa dikurangi. Sejumlah proyek yang tidak utama, dihentikan. Sejumlah proyek prioritas dilanjutkan dengan biaya yang masuk akal," ungkap JB Sumarlin.
Termasuk juga semua perjanjian yang tidak sempurna, mengganggu, dan membebani anggaran keuangan negara, dinegosiasikan ulang dan dibenahi.
"Hasilnya, nilai kontrak-kontrak perjanjian sipil dan utang dipegang, dari semula US$ 2,5 miliar bisa diperkecil jadi sekitar US$ 1 miliar. Kontrak sewa beli tanker samudera dan tanker dalam negeri yang semula membebani Pertamina US$ 3,3 miliar, dibatalkan dengan biaya US$ 260 juta," terang JB Sumarlin.
• Kecintaan BJ Habibie Pada Otomotif, Bonceng Soeharto Naik Moge hingga Koleksi Mercedes-Benz Klasik
Tak hanya itu, JB Sumarlin juga menganggap Soeharto melakukan langkah tegas lainnya.
Satu di antaranya adalah pembatalan pembelian pesawat kepresidenan seharga US$ 16 juta.
"Yang minta pembatalan justru Pak Harto sendiri," jelas JB Sumarlin.
Meski demikian, menurut JB Sumarlin tidak semua langkah strategis karena banyaknya beban utang itu diungkap ke masyarakat.
"Pak Harto tidak ingin pemberitaan yang lepas kontrol justru meresahkan masyarakat dan mengganggu proses negosiasi dengan pihak-pihak di luar negeri yang bertransaksi dengan Pertamina," tandas JB Sumarlin.