PWI Lamongan Gelar Bakti Sosial, Empat Hari Droping Air Bersih ke Sejumlah Desa
Belasan wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lamongan, kembali ambil bagian dalam kegiatan sosial tabungan akhirat droping
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Belasan wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lamongan, kembali ambil bagian dalam kegiatan sosial tabungan akhirat droping air bersih ke sejumlah desa di Lamongan yang mengalami krisis air, Selasa (17/9/2019).
Droping air bersih kerja sama PWI Lamongan dengan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Ketua PWI Lamongan, Bachtiar Febrianto mengungkapkan, droping air bersih diawali di Desa Tambakrigadung Kecamatan Tikung Lamongan.
Droping akan dilakukan selama 4 hari di 4 titik yang menjadi sasaran droping air kali ini, selain Desa Tambakrigadung Tikung, juga ke Desa Puter Kembangbahu pada Rabu (18/9), pada Kamis (19/9) ke Dusun Kemlaten Desa Kedungkumpul Sarirejo, dan Selasa (24/9) Dusun Awar-Awar Desa Bulumargi Kecamatan Babat.
Di Desa Tambakrigadung, ada empat tangki air yang disalurkan ke masyarakat, di Perumahan Tambora dan Dusun Mbakboyo, dimana seetiap satu tangki berisi 5000 liter air bersih.
• Segini Harga OPPO A5 2020, Smartphone dengan 4 Kamera Sekaligus
• Sunan Kalijaga Komentari Perseteruan Hotman Paris & Farhat Abbas, Disebabkan Oleh Artis
• Elza Syarief Bantah Telak Ramalan Roy Kiyoshi Soal Ending Kasus Nikita, Bagaimana Hotman Paris?
"Alhamdulillah kami bisa berbagi kembali untuk yang kesekian kalinya sebagai agenda rutin PWI Lamongan," katanya kepada Tribunjatim.com.
Dari pantauan di lapangan teman-teman waratawan mengaku cukup terharu dengan antusias warga yang dengan sukarela menunggu untuk mendapatkan air bersih.
Meski dengan keadaan panas seperti ini tidak menyurutkan mereka untuk mendapatkan air bersih, karena air yang ada di waduk dan embung Desa sudah mulai kering.
"Alhamdulilah kami bisa berbagi meski hanya dengan memberikan air bersih, ini sudah sangat berkesan, apalagi air didapat dalam kondisi musim kemarau seperti saat ini," kata Febri kepada Tribunjatim.com
Sementara itu, data yang dilansir oleh Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan menyebutkan, kalau desa yang terdampak kekeringan di musim kemarau saat ini cukup banyak. Setidaknya pada 17 September 2019 lsudah ada 30 desa di 13 kecamatan yang wilayahnya kekeringan, dan warganya mulai kelimpungan karena krisis air.
Bahkan wilayah dan desa yang terdampak pada kekeringan akan terus bertambah.
"Kian hari kian meluas jumlah desa yang alami kekeringan dan krisis air bersih," kata Mugito Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, melalui Muslimin Kasi Kedaruratan Bencana yang ikut langsung mengawal droping air bersama sejumlah wartawan yang tergabung PWI.
Bila dua pekan sebelumnya kata Muslimin, jumlah desa yang mengalami kekeringan sejumlah masih sekitar 20 an, sekarang sudah meluas menjadi 30, yang tersebar di Kecamatan Tikung, Sugio, Mantup, Kembangbahu, Sarirejo, Modo, Bluluk, Sukorame, Kedungpring dan Sukodadi.
Dari 10 kecamatan itu kata Muslimin, ada 5 Kecamatan yang terparah wilayahnya terdampak kekeringan dan krisis air bersih diantaranya Kecamatan Tikung, Sugio, Kedungpring, Modo dan Sarirejo.
"Di lima kecamatan itu paling parah mengalami kekeringan," kata Muslimin saat itu.
Terhadap desa yang alami kekeringan itu, BPBD sudah mendistribusikan air 313 tangki yang disebar di 11 Kecamatan dan 24 Desa. Air didistribusikan atas permintaan dari Desa setempat melalui Pihak Kecamatan. "Droping air ini sudah kami lakukan sejak bulan Juli lalu sampai sekarang, dan setidaknya untuk mengurangi kebutuhan air warga," pungkasnya.(Hanif Manshuri)/Tribunjatim.com)