4 Fakta Demo Mahasiswa Terupdate: Sekolah TK, SD dan SMP di Surabaya Sampai Ikut Diliburkan
Simak 4 fakta demo mahasiswa di Surabaya: Mahasiswa hingga transgender bergerak dari Tugu Pahlawan ke Gedung DPRD Jawa Timur.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Januar
"Karana itu, kami meminta adik-adik mahasiswa juga tertib. Jangan membuat anarkis, sehingga memancing emosi aparat. Imbauan sama juga kami sampaikan kepada aparat keamanan. Prinsipnya, aspirasi tetap bisa disampaikan dengan baik, tanpa ada ketegangan," katanya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, pihaknya juga menyiagakan mobil rantis dan watercanon.
"Walau begitu, tidak ada senjata tajam. Peluru karet juga tidak dipakai," ujaranya.
Irjen Pol Luki Hermawan optimistis, aksi yang dijadwalkan berlangsung siang ini berjalan kondusif, tidak ada gangguan, apalagi kerusuhan.
"Kami juga sudah siapkan 700 aparat pengamanan untuk mengawal aksi," katanya.
Diketahui, pada hari ini, Kamis (26/9/2019) akan ada aksi massa besar-besaran di Kota Surabaya.
Aksi ini akan berpusat di depan kantor DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura Surabaya.
Lebih dari 5.000 massa akan turun. Terdiri dari mahasiswa, ormas, dan masyarakat umum.
Sesuai agenda, massa yang mengatasnamakan Aliansi Kekuatan Sipil ini menolak sejumlah undang-undang (RUU). Di antaranya adalah UU KPK, RUU KUHPidana, dan sejumlah UU lain.
4. Aktivitas sekolah TK, SD, MI, SMP & MTS diliburkan
Seluruh aktivitas sekolah TK, SD, MI, SMP dan MTS di Surabaya terpaksa diliburkan, Kamis (26/9/2019).
Keputusan tersebut buntut rencana aksi mahasiswa Surabaya tolak pengesahan RUKUHP dan UU KPK.
Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser mengatakan, keputusan tersebut sebagai antisipasi keadaan di Surabaya.
"Iya benar besok libur satu hari. Karena besok ada demo besar mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan mengantisipasi tidak macet dimana-mana kan anak-anak juga dijemput," kata M Fikser, Rabu malam (25/9/2019).
Meski dinilai dadakan, pemberitahuan yang tersebar di media sosial tersebut dinilai Fikser masih dapat dipertanggung jawabkan.
Dia mengimbau siswa Surabaya tetap belajar di rumah masing-masing.
"Mendadak tapi bukan berarti tidak bisa. Kita kan libur sekolah bukan berarti mereka libur tidak sekolah mereka dapat tugas sekolah tapi dikerjakan di rumah," tutup Fikser. (TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti/Nur Ika Anisa)