Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sesalkan Sikap BEM SI Yang Tolak Dialog dengan Presiden, BEM Unair: Dialog Adalah Ciri Insan Kampus

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyesalkan sikap Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menolak undangan

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yoni Iskandar
ISTIMEWA
Wakil Presiden BEM Unair Maulana Satria Aji (kiri), Presiden BEM Unair Agung Tri Putra(tengah), dan Direktur Sarpras Universitas Airlangga Karnaji (kanan). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyesalkan sikap Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menolak undangan dari Presiden Joko Widodo untuk berdialog.

Padahal menurut Ketua BEM Unair, Agung Tri Putra dialog dengan Jokowi tersebut bisa menjadi salah satu jalan untuk mempercepat agar tuntutan mahasiswa segera dikabulkan.

“Kami menyesalkan sikap kawan-kawan BEM SI tersebut. Karena semestinya bertemu dengan Presiden Jokowi bisa membuat kawan-kawan mahasiswa langsung menyampaikan aspirasi secara terperinci, tanpa sekat dan tanpa pihak perantara,” ujar Agung, Jumat (27/9/2019).

Agung mengatakan, dengan bertemu Presiden Jokowi secara langsung, gerakan mahasiswa bisa memaparkan seluruh aspirasi beserta tuntutannya.

Mulai pembatalah RKUHP, pengesahan RUU PKS,  tuntutan dikeluarkannya Perppu KPK, penanganan kebakaran hutan, penyelesaian permasalahan di Papua, dan beberapa hal lainnya yang sudah disuarakan bersama.

Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPRD Jatim, Polisi Amankan 50 Orang

Demo Mahasiswa di Pamekasan Ricuh, DPRD Dituntut Tolak UU KPK, Barisan Pot Rusak

"Terus kalau tidak mau bertemu Jokowi, bagaimana maksudnya? Baru setelah tidak ada hasil seusai dialog dengan Presiden, kita turun lagi dan rapatkan barisan” tegas Agung.

Alasan menolak dialog dengan Presiden juga dinilai Agung kurang argumentatif. Karena menurut Mahasiswa Hubungan Internasional ini,  dialog adalah ciri insan kampus untuk instrumen  berdialektika dengan segera mengutarakan tuntutan.

“Kan Jokowi sudah mencoba mengundang berbagai elemen, termasuk para tokoh yang juga menyuarakan hal-hal yang selaras dengan tuntutan mahasiswa,” ujarnya kepada Tribunjatim.com.

“Kasihan kami di daerah, kawan-kawan di daerah yang sudah berjuang, eh kawan-kawan BEM SI malah bermanuver tidak mau menyampaikan tuntutan langsung ke Jokowi,” lanjut Agung kepada Tribunjatim.com.

Dia menambahkan, gerakan mahasiswa harus tetap fokus pada tuntutan yang telah disuarakan. Jangan sampai kemudian aksi demonstrasi malah berujung manuver yang tak perlu seperti menolak ajakan dialog oleh Jokowi.

Agung juga berharap aksi mahasiswa dalam “Surabaya Menggugat” pada Kamis (26/9/2019) bisa menjadi contoh atau model demonstrasi untuk daerah lain yang tetap mengedepankan nilai-nilai publik.

“Di Surabaya ada lebih dari 20.000 massa, tapi tak satu pun taman yang rusak, tak ada bakar-bakar, kebersihan terjaga. Maka kawan-kawan mahasiswa harus merapatkan barisan. Jangan sampai ada kekerasan dan penyusup, karena itu justru akan melemahkan fokus kita memperjuangkan tuntutan,” pungkas Agung.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved