Proyek Jembatan Joyoboyo: Areal Kios Penjual Atribut Polisi Mulai Diukur, Pedagang Mulai Cemas
Sejumlah pedagang yang mayoritas menjual kostum petugas berwajib di tepi Jalan Raya Wonokromo tak lama lagi harus hengkang dari tempat itu.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejumlah pedagang yang mayoritas menjual kostum petugas berwajib di tepi Jalan Raya Wonokromo tak lama lagi harus hengkang dari tempat itu.
Mereka harus dipindahkan untuk mendukung pembangunan proyek Pembangunan Jembatan Joyoboyo baru yang diklaim lebih megah.
Beberapa waktu lalu sudah ada tim yang mengukur ruas jalan sekaligus luasan setiap kios pedagang atribut TNI, Polisi, dan aparat ini.
Kedatangan tim itu diakui pedagang sempat membuat panik.
(Jembatan Joyoboyo Baru akan Dibangun Oktober Ini, Pedagang Seragam Aparat Dapat Kompensasi)
"Kamis kemarin ada tukang ukur-ukur. Meski kios ini adalah dapur saya, Saya manut kalau digusur untuk proyek Pemerintah," kata Munir, salah satu pedagang kios, Senin (30/9/2019).
Para pedagang sudah merasa nyaman dan banyak pelanggan. Berada di tepi jalan sehingga akses pembeli di lokasi ini lebih mudah.
Selain itu, lokasi itu juga sudah dikenal masyarakat sebagai tempat menjual atribut petugas keamanan lengkap.
Munir mengaku sudah berjualan sejak 1979. Dia juga membeli lahan di situ sehingga bisa mendirikan kios seragam dan atribut TNI ini.
Pedagang ini tak mempersoalkan jika dirinya harus pindah karena ada proyek Infrastuktur kota, membangun jembatan Joyoboyo.
"Saya tidak tahu nanti setelah pindah Bagaimana. Apakah seramai sekarang. Saya sudah punya tempat di belakang kios ini Persis. Jadi nanti tinggal mundur saja," kata Munir.
(Pembangunan Underpass Penghubung Joyoboyo ke KBS Mundur, Anggaran Baru Mulai Diusulkan Tahun Depan)
Namun adanya tim pengukur bangunan ke kios makin memperkuat bahwa 11 deret kios pedagang seragam dan atribut itu akan dikosongkan.
Munir sendiri mengaku luasan kios miliknya sekitar 25 meter persegi. Pihaknya berharap ada kompensasi dan ganti rugi yang sesuai.
"Sandang pangan saya ya di kios ini. Semoga saat ganti rugi nanti tidak merugikan kami. Wajar kalau kami ingin dihargai pantas. Lebih mahal dari pembebasan warga kampung," ucap Munir.